Menjual Konflik - Sukadi.net

December 6, 2010

Menjual Konflik

Saya tidak paham kenapa teman saya begitu menyukai sebuah acara yang tayang di salah satu TV swasta, sebuah acara yang katanya sebuah realita/kisah nyata. Padahal, sejauh yang saya tahu, acara tersebut berisikan permasalahan yang ujung-ujungnya nanti ketemu dengan penyelesaian.

Entahlah, saya tidak tahu apakah program itu benar-benar kisah nyata yang kejadiannya mengalir begitu saja, atau memang sudah di skenario. Sangat bagus sebenarnya kalau diambil sisi positifnya, tak ada yang salah dengan acara semacam itu, acara yang "menjual konflik" dan selalu ada ending (biasanya) bahagia. 

Tapi entah mengapa saya kurang bisa menikmati tayangan seperti itu, saya lebih suka menikmati acara yang benar-benar real, seperti acara olah raga misalnya. Berhubung saya bukan pengamat pertelevisian, jadi mungkin yang saya sampaikan adalah sebuah kekeliruan, menjual konflik mungkin bukan maksud dari acara semacam itu, tapi sebatas penyimpulan saya.

Bagikan artikel ini

35 comments

  1. wah, bunda jarang banget nonton tv , Mas Broto.
    jadi gak ngerti juga ttg realita menjual konflik atau sinetron.
    di rumah juga kalau nyalain tv biasanya utk nonton sepak bola, liga spanyol atau liga inggris saja :)
    salam

    ReplyDelete
  2. kadang akhirnya seperti menjual aib kalau itu benar kisah nyata >.<

    ReplyDelete
  3. Saya juga gak suka yang begituan pak. Saya lebih suka bernard bear. Ahihihi....

    ReplyDelete
  4. @bundadontworry: saya juga jarang nonton TV Bunda, kalaupun nonton paling acara komedi atau olah raga.
    Terimakasih :)

    @inge: semakin banyak yang dijual ya MBak...he.he

    @pakeko: Halah...malah seneng kartun he.he.he

    Terimakasih..

    ReplyDelete
  5. sama pak...seperti halnya pemimpin negara kita, yang sukanya buat konflik, buat saya lebih senang nonton seperti tayangan Kick Andy yang sangat penuh inspirasi, atau komedi dan olah raga...untuk menghibur hati ya pak...

    ReplyDelete
  6. terus terang saya bosan dengan tayangan-tayangan bualan di televisi kita, semua di dramatisir begini begitu seolah begitulah sebenarnya

    ReplyDelete
  7. konflik sudah merajarela dimanamana...ehhe
    salam hangat dari blue

    ReplyDelete
  8. acar kisah nyata di tv itu kyk di lebih lebihkan ya bung

    ReplyDelete
  9. Bukankah prinsip media adalah menyajikan acara-acara yang sensaional dan mungkin kontroversial untuk meningkatkan ratingnya. Saya kira biasa aja selama kita bisa mengambil nilai-nilai positip yang terkandung di dalamnya.

    ReplyDelete
  10. Kalau saya suka nonton reality show yang bisa memberi manfaat pada orang yang enggak mampu, contohnya seperti "Bedah Rumah".. kalau acara tentang konflik, rasanya kok malah jualan aib ya..

    Salam hangat dari Jember

    ReplyDelete
  11. Iya saya juga tidak suka acara TV begitu.. Keliatan banget bo'ongan tuh semuanya. Tapi masih banyak pemirsa yang meyakini bahwa itu benar2 REALITY SHOW...
    Saya sudah menyaksikan sendiri bagaimana salah satu Reality Show emang sudah disetting sedemikian rupa di kota saya...
    Hmmm, ini namanya kebohongan publik.. Sejak itu saya ilfil ama semua acara TV reality show ^ ^

    ReplyDelete
  12. saya juga krg suka dg acara2 seperti tersebut kang...
    :D

    ReplyDelete
  13. saya jg kurang suka mas.. soalnya kayak dibuat²..
    mending nonton upin ipin atau khrisna heheheh

    ReplyDelete
  14. jika di di bilang 100% rekayasa juga tidak...
    ada beberapa episode yang memang real..
    coba perhatikan sound ketika drama di putar,terutama bagi televisi yg mempunyai tata suara dolby stereo,aktifkan suround-nya..dan secara sekasama perhatikan jika terjadi dialog di dalam ruangan,jika suara terdengar ada gema,biasanya asli,tapi jika suara pemain teramat bagus/flat,di pastikan rekayasa...
    saya berani mengatakan rekayasa juga karena pernah melihat secara langsung syut realigi episode di batu malang beberapa bulan yang lalu...
    dan biasanya para pemain realigi juga berakting di drama realiti "mohon ampun aku" antv...

    ReplyDelete
  15. menjaual konflika adalah pekerjaan paling laris saat ini. Negara besar dan perusaahaan multinasional sering melakukannya agar modal dapat terus terputar

    ReplyDelete
  16. Saya mendapatkan informasi dari banyak orang. Bahkan dari saudara saya yang mengatakan bahwa sebenarnya acara seperti itu bukanlah acara yang berdasarkan realita melainkan berdasarkan tulisan yang digoreskan para tim kreatif.

    Salam, Danu Akbar.

    ReplyDelete
  17. menjual konfik biasanya menggugah para ibu-ibu rumah tangga dan yang umumnya suka dengan sinetron :D

    ReplyDelete
  18. saya juga nggak suka acara realiti begituan mas, adegannya seperti sudah diatur sebelumnya. mendingan nonton film action sekalian, kalau ga ya yang berbau-bau adventure malah lebih asik.

    ReplyDelete
  19. hehe..aku jg kurang suka nonton tv mas..mending dngerin musik drpd nonton tv :d

    ReplyDelete
  20. menurutku sih sederhana aja mas

    acara reality show itu lebih baik kalo dibandingin ama sinetron (ama sinetron loh ya/...) yang emang jelas-jelas boongan,sampai saat ini, menurut saya sih, sinetron indonesia masih sedikit sekali yang bermutu dan punya nilai jual.

    skarang saya lagi seneng liat sinetron yang menurut saya (lagi) lumayan bermutu, judulnya: islam KTP, coba deh mas sukadi nonton, trus kasih pendapat dibintangair. gimana...? mau ndak...? ^^

    ReplyDelete
  21. kalo itu sih kek di dramatisir..sy nonton selewat selewat aja gak bgitu suka tu acara yg sperti itu

    ReplyDelete
  22. ibu saya sukanya juga nonton acara begituan, gak mau ketinggalan.
    kadang buat pembelajaran juga bagus, tapi memang malah membuka aib juga.
    Bali Villas Bali Villa

    ReplyDelete
  23. secara tdk sadar sifat manusia suka melihat aib orang lain.. karena dia akan merasa lebih tenang (hny beberapa)

    tau dech boongan apa bener.. mungkin tujuan mereka memberi contoh.. ini lho kehidupan.. dan menunjukan jalan yg benar tu begini..

    klo q lebih suka nnt Film daripada Sinetron dan lebih suka nnt reality show daripada Sinetron..

    ^_^?

    ReplyDelete
  24. Tayangan seperti itu biasanya di dramatisir, makanya aku juga malas menontonnya. Terasa seperti dibodohi.

    ReplyDelete
  25. Bener Mas, Saya juga ngak suka acara tsb, apa salahnya produser bikin acara yang mendidik, atau acara yang bisa membangkitkan motivasi, nasionalme, dsb.

    ReplyDelete
  26. acra apa to pak kok jual konflik itu,,,jadi penasaran

    ReplyDelete
  27. saatnya bersemangat
    salam hangat dari blue

    ReplyDelete
  28. betapa miskinya negeri ini sampai konflik dijual belikan.
    salam kenal mas, maap baru bisa kesini :D

    ReplyDelete
  29. Wah, telat saya kurang nonton tv kayaknya samapi ga tahu. Kebanyakan lihat blog hehehe ... Laporan juga sob, linknya sudah ada di Berita Gadget ya. Silahkan lihat di http://beritagadget.blogspot.com/p/link-partners.html. Thanks

    ReplyDelete
  30. 10 ORANG PERTAMA YANG MENDAFTAR DI FACEBOOK
    http://bagalao.blogspot.com/2010/12/1.html

    8 PESONA ARIEL YANG MEMBUAT WANITA TERGILA-GILA
    http://bagalak.blogspot.com/2010/11/8-pesona-ariel-yang-membuat-wanita.html

    ReplyDelete
  31. Berkunjung sore, ditunggu kunjungannya . terimakasih

    ReplyDelete
  32. Betul juga komentar teman kalau acara itu mengobral aib. Herannya kok mau ya.
    Analisa saya (tanpa penelitian hehe) :
    1. Sudah tidak punya malu
    2. Pengin populer/masuk TV
    3. Iming2 uang ? (mungkin dikasih honor lumayan)
    4. TV kita terlalu kreatif cari acara
    5. dst
    Salam, jangan lupa mampir mas Kadi.

    ReplyDelete
  33. menjual konflik bukan hanya acara sinetron dan reality show, tapi juga berita (termasuk media cetak)

    misalnya hal2 yg jelas2 haram.... masih bawa2 FPI.... ga perlu tanya dan bawa2 nama FPI kalau memang haram....

    kelihatan banget kalau media sedang menggiring konflik publik vs FPI dengan tujuan menaikkan rating/oplah

    ReplyDelete
  34. menjual konflik itu salah satu cara bisa menjadikan rating bertambah dan ostosmatis menggiring opini publik...makanya kita mesti pinter2 memilih dan memilah mana yang penting untuk dikonsumsi... :)

    ReplyDelete
  35. saya juga kurang suka dgn program seperti itu

    ReplyDelete