Puisi Cinta Untuk Istriku - Sukadi.net

March 4, 2011

Puisi Cinta Untuk Istriku

: Marlina Nugraningsih

Aku belajar mencintaimu, dari ketiadaan menjadi butir-butir yang senantiasa tersusun seiring waktu. Aku bukanlah apa-apa, mencintaimu adalah proses untuk belajar memaknai hidup, menjadi sesuatu perlu ber-metamorphosis, layaknya ulat menjadi kupu-kupu. Telah dititipkan pada kita, cahaya mata, yang telah dipercayakan untuk kita olah, menjadi tumpuan kelak saat kita kembali selamanya.

Ingin kuselipkan dalam goresan ini, sekelumit perjalanan cinta, pengingat rindu dan pengikat hati kita, berdua: Auracinta.

Saat kuputuskan untuk mencintaimu:
Auracinta I

Sepenggal sajak terdengar begitu mesra, menghantarkan anganku menembus ruang waktu yang aku menganggap bahwa diriku telah lancang.
Dengan segala keangkuhan rasaku, kutelusuri jejak – jejak waktu yang menggoreskan kenangan tentang benih yang tumbuh, bersemi, berbunga dan layu.
Aku telah letih mengukur seberapa jauh perjalanan cintaku.
Detik, menit, siang, malam kurasakan bukanlah kesimpulan hakekat rasaku.
Aku ingin bersandar dan berlabuh dalam dermaga sunyi dan hening yang disana aku bisa menemukan kedamaian.
Dan didirimu aku merasakan itu.

(dari awal hingga sekarang
  Kusimpulkan bahwa : aku mencintaimu)
Saat ku niatkan untuk menikahimu:
Auracinta II

Purnama kurasakan tergambar di wajahmu, dua buah bintang jatuh dan bersemayam dalam indah matamu.
Aroma surgawi kurasakan lekat, erat dalam pesonamu.
Tutur lembut dalam pemikiran jernih air yang mengalir.

(dari awal hingga sekarang
  Kusimpulkan bahwa : aku ingin menikahimu)
Saat kuyakinkan untuk mengolah ladang surga bersamamu:
Auracinta III

Kubacakan Al – Fatihah untukmu
Sebagai pengikat hatiku – hatimu

Kubacakan Al – Fatihah untukmu
Saat kuyakin
Sudah matang benar niatan suciku

Kini,
Kubacakan Al – Fatihah untukmu
Yakin kubertanya :
“Maukah engkau menikah denganku ?“
Itulah sekelumit perjalanan cinta, hingga akhirnya kini kita dipersatukan. Perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan, semua hanya butuh penyelarasan, ada yang lebih penting, perbedaan adalah rahmat. Tak ada yang mudah untuk menuai hasil dari 'garapan ini', hanya perlu kesabaran, penyelarasan hati, dan peng-ikhlasan jiwa untuk mencapai 'masa panen' sesungguhnya. Aku mencintaimu, tak harus dengan sesuatu, apalagi terlalu banyak kata. Cukup dengan apa yang aku mampu, kau dalam dirimu, aku dalam diriku. Kepada-NYA kita akan kembali.

Bagikan artikel ini

22 comments

  1. waaaah... mantaappp.
    kalo saya penyair yang gagal. sering disebut penjagal. *sedih*
    belajar puisi dari anda ya...

    ReplyDelete
  2. Meski gak banyak tahu tentang puisi. Membaca untaian kata indah tetap saya suka.

    ReplyDelete
  3. mencintai dengan cara yang sederhana...sesederhana kesejukan...ia tak nampak, namun sanggup terasakan hingga relung jiwa yang paling dalam..

    *met pagi mas..apa kabar..? :)

    ReplyDelete
  4. @Bung Iwan: saya apalagi, lebih dari sekedar gagal :D
    belajar puisi dari saya? nggak kebalik nih Bung? :)

    @M Mursyid PW: terimakasih Pak :)

    @windfloers: terimakasih Mbak... met pagi Mbak...alhamdulillah kabar baik.. semoga demikian juga dengan Mbak Diana :)

    ReplyDelete
  5. Ah, sayang nya itu bukan surat cinta asli y kang --"

    Ato beneran?

    ReplyDelete
  6. bagus nih utk mengkaparkan cewek buat dinikahi :D

    ReplyDelete
  7. @Miftahgeek: asli dunk... hihihi..

    @gandiwor: makasih infonya :D

    @riez: suit-suit juga salam kenal :)

    @belajar dan berbagi informasi: Terimakasih Mas :)

    @vULKACOM: SiiPP.. makasih :)

    @sky: mau coba? :D

    ReplyDelete
  8. wah . . .
    keren.

    bisa dijadiin referensi nih . . .

    ReplyDelete
  9. @Quantum Artikel: benarkah? :D

    ReplyDelete
  10. Indah sekali semua puisi-nya. Beruntung sekali sang istri mendapatkan untaian indah ini dari suami tercinta. Semoga langgengn ya mas, saya ikut mendo'akan :)

    ReplyDelete
  11. @Winny W: Amin... Terimakasih Mbak.. :)

    ReplyDelete
  12. hem......... terharu baca kata yang mempunyai imaji

    ReplyDelete
  13. @Na81: ehm..ehm..juga.. :)

    @Aritopan's: terimakasih :)

    ReplyDelete
  14. Aku membacanya sampai tak dapat berkata kata...
    Ijin nyomot mas.. :)

    ReplyDelete
  15. mangtaffff
    lanjutkan kang

    ReplyDelete
  16. dan aku mencintaimu karena memang mencintaimu meskipun aku tetap mencintaimu

    ReplyDelete
  17. Puisinya buagus banget kang,,,,,,,,,,,,,,,:)

    ReplyDelete
  18. @ikiyoblog: terimakasih :)

    @Pencerah: terimakasih :)

    @Film Anyar: pokoke cinta.. :D

    @Arief Bayoe: terimakasih mas.. :)

    ReplyDelete
  19. indah kali gan puisinya.....

    ReplyDelete
  20. sesama sukadi dilarang mendahului

    ReplyDelete
  21. Beughhh,, puitis amatttt puisinya. Pasti sayang banget sama istrinya. Moga langgeng sampe kakek nenek dan maut memisahkan :)

    ReplyDelete