Hati Kang Gendon sedang berbunga-bunga sekaligus bingung, pasalnya, barusan anaknya yang sekarang bekerja di Bogor [i], berkirim kabar kalau sekarang ini sedang dekat dengan seorang laki-laki. Memang, semenjak Ningsih, putri sulungnya ikut kerja dengan Parjono hatainya sering khawatir, bagaimanapun juga dia masih was-was dengan keadaan putrinya itu. Sebagai seorang bapak memang wajar meghawatirkan putrinya, apalagi dia masih sendiri.
Lewat pesan singkat yang dikirimkan, Ningsih berkabar kalau saat ini sedang dekat dengan seorang laki-laki. Entahlah, Kang Gendon sendiri kurang tahu persis semenjak kapan anaknya tersebut dekat dengan pria yang dimaksud, namun dari cerita sebelumnya, semenjak awal Ramadhan tahun ini anaknya menjalin komunikasi dengan laki-laki itu.
Dan yang sampai sekarang masih membuat Kang Gendon bingung, perkenalan anatara anaknya dan teman dekatnya tersebut lewat internet. Nama yang masih awam bagi Kang Gendon, apalagi wujud internet sendiri itu bagaimana, mungkin itu nama sebuah tempat, pikir Kang Gendon. Tak penting memang, bagi Kang Gendon, kepercayaan yang telah dia berikan pada anaknya tak mungkin akan di sia-siakan. Makanya dia tak begitu memusingkan soal apa dan bagaimana proses perkenalan anaknya.
Bulan sebelas hampir berlalu, walau belum tahu kapan pastinya, tapi Kang Gendon sudah siap-siap buat terima tamu. Seperti SMS yang dikirmkan oleh Ningsih, setelah bulan sebelas, laki-laki yang asli dari Jember tersebut mau datang dengan keluarganya. Soal waktu memang belum jelas, tapi soal kepastian, itu bisa dipertanggungjawabkan.
Ah, berdebar hati kang Gendon, menanti kabar kepastian dari anaknya. Setelahnya, bersiap untuk menerima tamu, dia juga harus bersiap untuk melepas anak perempuannya itu, suatu saat nanti.
zaman skrg sudah makin banyak mendapatkan jodoh lewat internet seperti yg di alami puteri kang gendon. hehe ko sayang ceritanya bersambung sih om? :o
ReplyDeletetak ada salahnya jodoh tetaplah jodoh, walau medianya apa saja.
ReplyDelete@hanif: sepakat, tidak ada yang salah dengan jodoh.. :D
ReplyDelete@yayack faqih: sebenarnya cerita-cerita tentang Kang Gendon dan teman-temannya sudah ada sejak lama, bisa jadi satu terkait dengan yang lain, semua saya taruh di label Ngudarasa.. barangkali mau melihat arsipnya, silahkan.. :)
cerita yang menarik pak,saya suka cerita ini...
ReplyDelete@darmanto: terimakasih :)
ReplyDeleteDongeng atau curhat pak? he... he....
ReplyDelete@Nuno: Silahkan Anda tafsirkan sendiri.. :D
ReplyDeletesaran saja buat kang gendon,harus teliti memilih calon menantunya
ReplyDeleteapa lagi kenalan lewat internet,jadi kagak ketahuan jelek atau bagusnya kepribadian seseorang
soalnya kalau tidak diperhatikan,kasihan anaknya nanti ketika sudah menikah
yaah,,ceritanya cuman sampai itu gan???
ReplyDeletesaya fikir smpai kelar bisa ketemu ama calon menantu,,hehehe
internet juga merupakan sarana mencari jodoh,,hehehe
ceritannya kok ada bulan sbelas-sebelasnya pak.. hehe
ReplyDeletesemoga memang itu yang terbaik buat semua.
setuju sama komen di atas saiia.. moga itu yg terbaik buat semua :)
ReplyDeleteblogwalking bertahun tahun belum ketemu jodohnya... :D
ReplyDelete@Andy: bisa dipertimbangkan, tapi Kang Gendon sudah percaya sama anaknya lho.. :D
ReplyDelete@Cara Mengobati: Ya, demikianlah.. :D
@mabruri: iya Mas, kebetulan saja hehe
semoga saja itu yang terbaik..
@Belajar Photoshop: Semoga saja demikian.. :)
ReplyDelete@Sriyono: Aha, mungkin ini yang bisa dijadikan bahan koreksi hehe
internet oh internet...
ReplyDeletesaya jadi gugup >.<
ReplyDeletepadahahal saya bukan Kang Gendon maupun calon menantunya itu...
@Moko: oh.. ya? :D
ReplyDelete@mawi wijna: benarkah?, padahal tidak dalam posisi manapun.. :D
Ningsih?? semoga saja ini asli yo hahaha
ReplyDelete@Lozz Akbar: semoga saja, Kang.. kalau memang ini yang terbaik. :)
ReplyDelete