Payung Teduh: Nikmati Dan Rasakan Keteduhannya - Sukadi.net

June 12, 2012

Payung Teduh: Nikmati Dan Rasakan Keteduhannya

Payung Teduh: Nikmati dan Rasakan Keteduhannya
Payung Teduh - Kompas edisi 9 Juni 2012
PAYUNG TEDUH, ini bukan soal payung dalam arti yang sesungguhnya, ini tentang sebuah kelompok musik yang masih asing bagi saya. Baru kemarin saya tahu tentang grup ini, ketika saya baca dalam harian Kompas edisi Sabtu 9 Juni 2012. Saya pun langsung penasaran dengannya, mungkin perasaan yang sama waktu dulu saya penasaran dengan Budi Doremi maupun dengan Via Vallen. Dari rasa penasaran yang muncul membawa saya pada google, dan muncullah beberapa referensi, salah satunya dari blog Payung Teduh dan myspace.

Dari blog Payung Teduh, berikut saya kutipkan tentang sedikit kisah perjalanan dan segala sesuatu yang terkai dengan Payung Teduh dari halaman Biography:

Payung Teduh lahir dari dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemusik di Teater Pagupon yang senang nongkrong bersama di kantin FIB (Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia,  mereka adalah Is dan Comi  yang senang bermain musik bersama di kantin, selasar gedung kampus, tepi danau hingga event – event di luar kampus. Secara tidak sadar kebersamaan mereka dalam bermain musik telah menguatkan karakter bermusik mereka dan telah disadari bagi orang-orang sekitar yang sering menyaksikan mereka bermain musik bersama.

Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is dan Comi, sadar akan eksplorasi bunyi dan performa panggung pada tahun 2008 Payung teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer lalu mengajak Ivan sebagai guitalele player pada tahun 2010. Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, juga termasuk karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita Tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Dan pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis dipenghujung 2010.

Musik yang dimainkan oleh Payung Teduh  tidak memiliki batasan tersendiri,  musik yang dimainkan oleh Payung Teduh yaitu musik Payung Teduh itu sendiri. Pada album pertama ini bisa dibilang karakter musik yang dibawakan seperti musik di era golden 60’s dengan  balutan keroncong dan jazz. Dan jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka Payung Teduh menyerahkan sepenuhnya kepada pendengar. Dalam pengertian bahwa payung teduh tidak akan hanya berhenti di satu gendre tertentu, namun yang pasti tetap bermusik dengan ciri yang sudah mereka miliki.
Sedangkan lagu-lagu yang 'meneduhkan' bisa di nikmati di myspace, beberapa sudah saya dengarkan dari sana, dan kesan teduh dan jauh dari hingar bingar. Salah satu lagunya, 'Tidurlah" bisa Anda simak di video dari youtube berikut:


Nada-nada sederhana dalam iringan bunyian akustik serta lirik-lirik puitis pada setiap lagu menjadi ciri grup ini, seperti lirik dalam lagu 'Tidurlah' berikut ini:

Akhirnya malam tiba juga
Malam yang kunantikan sejak awal
Malam yang menjawab akhir kita
Inikah akhir yang kita ciptakan

Dan pagi takkan terisi lagi
Lonceng bertingkah sebagaimana mestinya
Membangunkan orang tanpa membagi
Sedikit asmara untuk memulai hari

Tidurlah
Malam terlalu malam
Tidurlah
Pagi terlalu pagi

Jadi, nikmati dan rasakan keteduhan dari PAYUNG TEDUH.

Bagikan artikel ini

3 comments

  1. Musiknya meneduhkan jiwa, liriknya sedalam lautan teduh

    ReplyDelete
  2. jrenk jrenk jrenk....
    Salam damai untuk Indonesia... :)

    ReplyDelete
  3. Musiknya enak, liriknya puitis..
    Seteduh namanya.. :)

    ReplyDelete