Mungkin setiap orang tua memberi nama kepada anak-anak mereka penuh dengan makna dan juga tersemat do'a dalam nama tersebut. Sebisa mungkin dibuat seindah dan sebaik-baiknya. Namun demikian, banyak dalam keseharian yang menggunakan 'nama palsu' atau bukan nama sebenarnya sebagai identitas dirinya.
Seorang artis kebanyakan menggunakan nama panggilan, atau bahkan bukan nama mereka yang sebenarnya. Entah apa tujuan pastinya, hanya saja hal ini sudah menjadi suatu hal yang dianggap wajar. Ada anggapan dari sebagian orang, nama artis harus keren dan tidak ndeso, entah benar atau salah anggapan ini, yang jelas ada yang membenarkan dan ada pula yang membantahnya.
Seorang artis kebanyakan menggunakan nama panggilan, atau bahkan bukan nama mereka yang sebenarnya. Entah apa tujuan pastinya, hanya saja hal ini sudah menjadi suatu hal yang dianggap wajar. Ada anggapan dari sebagian orang, nama artis harus keren dan tidak ndeso, entah benar atau salah anggapan ini, yang jelas ada yang membenarkan dan ada pula yang membantahnya.
Waktu masih kecil, banyak yang menggunakan nama panggilan dengan nama
yang bukan sesungguhnya, maksudnya, banyak yang merubah nama asli
menjadi nama yang telah 'di modifikasi'. Kalau di tempat saya, perubahan nama biasanya di sebut dengan karan, karakan, atau poyokan. Pengalaman saya, ada beberapa nama yang biasanya akan berubah dengan 'alami', misal: nama dwi biasanya akan berubah menjadi duwek, joko menjadi jekek, agus menjadi kentus, sri menjadi sisrek, dsb. Ada juga yang menggunakan kemiripan seseorang dengan tokoh tertentu sebagai nama panggilan. Meski ini hanya nama panggilan waktu kecil, tak jarang terbawa sampai tua.
Untuk saya sendiri pernah berkali mengalami perubahan nama panggilan, nama yang biasanya digunakan oleh teman-teman untuk pergaulan sehari-hari. Kadang kurang nyaman di awalnya, tapi karena sering, maka kelamaan menjadi terbiasa. Hingga sekarang, teman-teman masih ada yang memanggil dengan bukan nama asli saya, dan saya pun tak mempermasalahkannya karena memang masih dalam batas kewajaran.
Ini hanya soal rasa menurut saya, mungkin tidak begitu prinsip (dengan pengecualian tentunya). Bahwasannya
penyebutan dan pendengaran itu saling terkait, apalagi bila sudah
dibumbui ketidaknyamanan. Selama yang memanggil dan yang dipanggil
merasa menikmati, saya kira ini hal yang sah-sah saja, dan jika ada yang
mempertanyakan apa arti sebuah nama?, mungkin kita masing-masing sudah
bisa menjawab dengan jawaban yang kita suka. :)
Seandainya Pak SBY, Pak Fauzi Bowo, Kris Dayanti dan Bu Miranda Gultom lahir dan tinggal di kampung saya, maka beliau2 akan punya panggilan khusus sesuai tradisi yang berlaku di kampung saya.
ReplyDeletePak SBY akan dipanggil Mbang oleh teman sekolahnya dan dipanggil Mbah No saat tua
Pak Fauzi Bowo dipanggil Wowok oleh teman2nya dan dipanggil Mbah Wo saat tua
Kris Dayanti dipanggil Yanti, setelah tua dipanggil Mbah Ti
Dan Miranda Gultom dipanggil Mira oleh teman2nya, tapi setelah tua dipanggil Mbah Mi
Mungkin kalau ditempat saya akan berbeda, Pak.
DeletePak SBY mungkin akan di panggil Sus (Susilo), dan saat tua dipanggil Mbah Sus.
Pak Fauzi Bowo dipanggil Uji oleh teman2nya dan Mbah Uji saat tua.
Kris Dayanti dipanggil Kris atau Yanti, setelah tua dipanggil Mbah Kris atau Mbah Yanti.
Miranda Gultom dipanggil Mira atau Randa, setelah tua dipanggil Mbah Mir atau Mbah Randa (walau sudah bersuami sekalipun)
sempat punya nama panggilan "ndut" jaman SD karena pernah gemuk :D
ReplyDeletesaya belum pernah di panggil ndut, karena memang belum pernah gendut :D
DeletePernah baca di majalah, kalau kita punya banyak nama panggilan, itu artinya kita disayang.... :D
ReplyDeleteberarti gw di sayang donk..karna nama panggilan gw banyak banget..hehehe
DeleteKalau benar begitu, berarti banyak yang menyayangi saya, karena nama panggilan saya tiap ganti jenjang sekolah selalu berbeda :D
DeleteNama panggilan saya ganti2. Waktu SD dipanggil IIN, setelah SMP jadi dipanggil MILLATI (sesuai kata pertama dari nama lengkap) soalnya kalo kenalan dan ngaku nama IIN dianggep nggak nyambung sama nama lengkap saya. lama-lama makin pendek jadi MILA. eh, temen saya ngganti lagi jadi MILO.
ReplyDeleteSetiap ganti teman sekolah saya selalu punya nama panggilan baru, dir, doel, dek, asik pokoknya :D
DeleteDari zaman sekolah dulu, nama panggilanku cuma satu kang, ya "DiJe" itu.. makanya saking wahidnya sampe tak jadiin nama blog, dan hampir semua akun yg kubikin pasti pake kata dj hhe... :)
ReplyDeleteMalah enak kang, sudah pada hafal. Kalau saya sering gonta-ganti, saat pindah sekolah ganti juga panggilannya hehe
DeleteKalau nama untuk publikasi, tidak hanya pada entertainer tapi bahkan juga para penulis pun juga banyak yg pake nama lain, secara dengan nama yg memiliki nilai jual maka akan ada efek untuk produk-produknya.
ReplyDeleteDan Alhamdulillah, sampai sekarang panggilan saya masih tetap sama seperti dulu, cuma mungkin terkadang ada saja yg memanggil saya dengan nama sindiran karena ada aja orang yg menganggap saya mirip dengan seseorang hehe... :P
Selama nama panggilan tidak merugikan, saya kira masih sah, apalagi kalau sampai memberi keuntungan bagi yang punya nama paggilan tersebut :D
DeleteTapi jujur hal tersebut biasanya menjadi kenangan-kenangan yg indah dan kalo diinget-inget bisa senyum-senyum sndiiri mas :D
ReplyDeleteIya, sampai sekarang banyak orang yang memanggil dengan nama panggilan, bahkan tak sedikit yang tidak tahu nama asli hehe
DeleteWah, iya... kenapa ngga kepikiran ya. Padahal nama pendek lebih dikenal daripada nama asli. Seperti saya, nama panggilan yang ngga nyambung dengan nama asli, seperti ngga pernah dipake :)
ReplyDeleteNama asli terkadang mempunyai ejaan bahasa yang sulit di ucapkan oleh lidah orang Indonesia, makanya, banyak yang suka memperpendek nama atau memang sama orang lain diberi nama panggilan tertentu :)
DeleteTulisan ini senada dengan http://www.ekoph.com/2011/10/kita-sering-menyebut-seseorang-bukan.html
ReplyDeleteHehehe....
Kalau saya pernah dipanggil kisut karena kurus, pernah dipanggil sembako karena suka bawa tembakau.
Iya, Pak, sepertinya saya pernah membacanya. Tapi tulisan saya ini tak ikut-ikutan lho, Pak, murni ide spontan heehe..
DeleteSaya pernah di panggil Kadir, Kadoel, Kadek, sampai sekarang teman-teman masih ada yang memanggil dengan menggunakan diantara nama-nama tersebut. :)
hehehe kalau panggilanku di rumah ..buanya sekali...maklum artis hehehehehe
ReplyDeletekalo ane pernah di panggil ule,,, katanya ane mirip bule,,,
ReplyDeletetau dari mana miripnya perasaan,,,
setahu saya, pergantian nama artis dari nama asli menjadi nama panggilan tersebut juga termasuk do'a pak.. seperti halnya dewi persik, persik adalah bunga,, selanjutnya saya kurang paham,, hehe
ReplyDeleteTapi nama Persik lebih identik dengan klub sepakbola dari kota Kediri loh.. hehe
DeleteKatanya kata Persik dalam DEWI PERSIK tuh artinya "Ngeper Asyik"
DeleteAdanya nama panggilan dari seorang teman/sahabat menunjukkan betapa dekatnya kita dengan mereka. Saya sendiri punya nama panggilan saat masih kecil, jadi ingat waktu itu...
ReplyDeleteNama adalah doa
ReplyDelete