Imajinasi Anak-Anak - Sukadi.net

March 3, 2014

Imajinasi Anak-Anak

Sudah biasa kita menemukan corat-coret disebuah dinding, baik itu lukisan ataupun tulisan. Banyak yang terlihat indah, tak sedikit pula yang mengganggu pandangan mata. Untuk ukuran akan-anak, barangkali corat-coret merupakan bagian dari kreativitas, ungkapan perasaan, atau luapan imajinasi mereka.

Cinta bisa memberi banyak warna, ada banyak cerita yang hadir saat orang merasakan adanya cinta. Sama halnya dengan anak-anak yang mulai meraba, melambungkan imajinasi mereka dengan menjodohkan teman-teman mereka sendiri. Seperti pengalaman saya dulu waktu kecil, (biasanya) menjodohkan antara anak laki-laki dan anak perempuan teman sebaya biasa berujung pada pertengkaran kecil dan ada yang harus menangis.
Tentang Cinta
Tak melulu soal perjodohan, terkadang banyak corat-coret dari anak-anak yang menggambarkan tentng imajinasi mereka. Terkadang tak bagus. Tak bisa dikatakan artistik. Namun, bagi mereka yang menggambarkan pikiran mereka, apa yang mereka tumpahkan dalam corat-coret itu mungkin bisa mewakili harapan atau cita-cita mereka.

Tapi jujur, terkadang saya kurang suka milihat corat-coret (orang dewasa) yang memenuhi dinding-dinding, pagar, pintu-pintu toko. Saya anggap itu bukan imajinasi, tapi ngawur. Apakah ada bedanya dengan coretan anak-anak. Pasti. Anak-anak lebih lugu, luwes, dan imajinatif. Meski tidak semua, coretan orang dewasa terkadang terkesan arogan, sombong, jorok, dan tak jarang penuh dengan kebencian. Koreksi saya kalau keliru.
Imajinasi Anak-anak
Bila di logika, sepertinya apa yang dilakukan anak-anak dengan mencorat-coret dan hal-hal yang kita anggap buruk tidak memberikan apa-apa. Jorok dan negatif. Barangkali demikian. Seperti halnya orang tua yang berlomba menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah pilihan yang disana banyak mengajarkan tentang logika. tentang hal-hal yang dianggap 'terbaik'. Tak salah memang.

Rasa-rasanya tak begitu berlebihan ketika membiarkan anak-anak "memainkan" imajinasi mereka. Tak selalu hal tersebut bermakna negatif, selama masih wajar, bagusnya memang diawasi dan diarahkan agar imajinasi anak-anak berkembang dan kelak akan membawa mereka dalam situasi yang "ideal" saat dewasa. Seperti kata Einstein, logika cuma sanggup mengantarmu dari A ke B. Sementara imajinasi sanggup membawamu dari A ke tak terhingga...

Bagikan artikel ini

4 comments

  1. memang daya motorik imajenasi anak lebih mudah berkembang..

    ReplyDelete
  2. dalam pembelajaran untuk anak yang saya pelajari diperkuliahan, anak-anak memang cocok dengan model belajar peta pemikiran (mind mapping) yang sejatinya mengembangkan daya imajinasi anak :-) #share

    ReplyDelete
    Replies
    1. secara teoritis saya kurang begitu memahami, hanya saya sesekali saya sempat membaca atau mendengar tentang hal tersebut :)

      Delete