HP Lebih Dari Satu? Pulsa Murah Mungkin Jadi Alasannya - Sukadi.net

March 28, 2017

HP Lebih Dari Satu? Pulsa Murah Mungkin Jadi Alasannya

Mungkin tidak terbayangkan sebelumnya, jika sekarang ini orang dengan mudahnya bercakap tanpa harus memegang gagang telefon yang tak bisa dibawa kemana-mana. Wartel tumbuh subur di tahun 90-an hingga awal tahun 2000. Dulu saya rela antri di wartel untuk sekedar berbicara beberapa menit saja, maklum, karena untuk bicara lewat telefon tarif yang harus dibayar cukup lumayan dalam perhitungan saku saya. Tapi itu dulu, karena dalam perkembangannya semua dipermudah dengan adanya telefon genggam, alat komunikasi dengan fitur lebih canggih tidak hanya sekedar bercakap saja, tapi bisa mengirim pesan dan juga mengirim bermacam media. Ya, hand phone namanya, telefon genggam, telefon seluler (ponsel) atau yang lebih fasih diucap dengan sebutan HP.

Jangan pernah bilang kalau Anda yang membaca tulisan ini tidak punya HP, bohong sekali itu, saya tahu. Bahkan saya curiga Anda punya telepon genggam lebih dari satu, baik itu ponsel kelas pintar atau yang biasa-biasa saja. Sudah bukan rahasia lagi bila satu ponsel kadang belum cukup untuk memenuhi hasrat dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Kalau bukan alasan komunikasi dan sosialisasi, barangkali alasan penghematan menjadi tebakan yang paling tepat.
HP lebih dari satu
Ya, pulsa murah menjadi salah satu alasan bagi sebagian orang menggunakan lebih dari satu SIM card, bahkan lebih dari satu HP. Maksudnya adalah dengan menggunakan operator yang berbeda-beda memungkinkan untuk lebih menekan pengeluaran biaya. Misalnya begini, operator A sudah lama dipergunakan, sehingga tidak mau ribet memberi tahu kepada kawan atau saudara sehingga tetap saja digunakan, padahal tarif data untuk penggunaan internet mahal. Untuk mensiasati mahalnya tarif data, maka menambah satu kartu operator lagi yang lebih murah paket datanya. Malah tidak sedikit orang yang memilih untuk habis buang ganti baru SIM card mereka bilamana kuota dalam paket data sudah habis.

Saya sendiri kurang lebihnya juga begitu, alasan saya menggunakan double SIM card karena pertimbangan biaya yang harus dikeluarkan. Sejak memiliki HP saya mempergunakan operator merah, bahkan dulu yang awalnya prabayar, pada tahun 2007 saya migrasi menjadi pascabayar, karena pertimbangan saat itu tarif telfon dan SMS lebih murah. Kalau tidak salah ingat, ketika itu biaya SMS prabayar 350 rupiah sedangkan pascabayar hanya 250 rupiah. Biaya telefon juga begitu, prabayar 750 rupiah/30 detik, kalau pascabayar 250 rupiah/20 detik. Walaupun dalam perkembangannya kini ada perubahan tarif yang cukup signifikan.

Karena nomor saya sudah menyebar kemana-mana dan saya juga tidak mau ribet, guna mengakali pengeluaran biaya untuk ponsel maka saya memilih menambah satu SIM card lagi, dengan operator kuning sebagai alternatif pilihan saya. Karena secara hitung-hitungan biaya yang harus saya keluarkan sepertinya lebih murah.
SIM Card
Begitulah, pulsa murah adalah dambaan para pengguna ponsel, karena disadari atau tidak, bagi sebagian orang, ponsel kelas smartphone khususnya merupakan “candu” yang sudah sulit mencari obatnya. Dari anak-anak sampai orang yang sudah lanjut usia. Dari bangun tidur hingga berangkat tidur lagi tak lepas HP dari genggaman. Ada juga yang terlanjur terbiasa membuat “laporan” dengan ponsel mereka, lewat sosial media khusunya, dengan twit atau status yang menggambarkan aktivitas mereka ketika itu. Sudah menjadi hal biasa, bukan barang tabu.

Bila awal kemunculannya dulu orang bingung saat baterai ponsel habis, kini sudah dimanjakan dengan adanya power bank, penyimpan daya yang tak perlu sambungan listrik ketika mengisi baterai. Maka, tidak mengherankan bila HP seolah tak punya waktu jeda untuk sekedar mendinginkan mesin. Sebuah nilai positif yang juga bisa menjadi poin negatif bila tidak disikapi dengan baik.

Eh, saya kok malah seperti membicarakan diri sendiri. Apapun itu, keberadaan ponsel, apapun kelas dan spesifikasinya, tidak bisa dipisahkan dengan SIM card dari operator seluler. Tidak mengherankan bila banyak provider di Indonesia yang seolah sedang berlomba. Betul, lihat saja iklannya di televisi atau media lain, mereka berlomba dalam memberikan pulsa murah, tarif data murah, jaringan terbaik, yang ujung-ujungnya membingungkan konsumen, tapi itulah sisi yang harus disikapi dengan bijak oleh pengguna ponsel. 

Jangan lantas terjebak pada kebingungan dalam memilih, sesuaikan saja dengan kebutuhan. Porsi terbesar pengeluaran keuangan adalah untuk kebutuhan dalam skala prioritas, kalau perlu pulsa pilih saja yang harganya murah. Ingat baik-baik kata gombal dari Sujiwo Tejo berikut:  “Puncak kangen yang paling dahsyat itu ketika dua orang tidak saling menelepon, SMS, BBM dan lain-lain tetapi keduanya diam-diam saling mendoakan”.  Loh, kok? Ya, demikianlah.

Bagikan artikel ini

1 comment

  1. hahaha bener banget aku juga punya 2 HP karena nomer 1 udah banyak yg tau males ganti padahal klo nelepon mahalnya luar biasa akhirnya di hp satunya pke nomer yg klo nelepon bisa murce :p

    ReplyDelete