Cara Keluarga Sukanto Tanoto Menghapus Kemiskinan di Indonesia - Sukadi.net

November 9, 2017

Cara Keluarga Sukanto Tanoto Menghapus Kemiskinan di Indonesia

Source: Tanoto Foundation
Pengusaha Sukanto Tanoto memiliki keprihatinan tersendiri tentang kondisi Indonesia hingga kini. Masih banyak warga negara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi inilah yang hendak dihapus oleh pendiri grup Royal Golden Eagle (RGE) tersebut bersama keluarganya.

Publik mengenal Sukanto Tanoto sebagai pengusaha sukses. Hal itu tidak berlebihan karena ia berhasil mengembangkan Royal Golden Eagle dari perusahaan skala lokal menjadi korporasi global.

Lihat saja kondisi Royal Golden Eagle saat ini. Dulu Sukanto Tanoto memulainya dari nol pada 1973 dengan nama Raja Garuda Mas. Namun, perusahaannya itu kini punya aset senilai 18 miliar dolar Amerika Serikat dengan karyawan mencapai 60 ribu orang.

Padahal, Sukanto Tanoto tidak jauh berbeda dengan orang kebanyakan. Ia tidak berasal dari keluarga kaya. Justru perjuangan hidupnya terbilang keras. Bayangkan saja, pria kelahiran Belawan ini sempat putus sekolah. Bahkan, pada usia 18 tahun, ia sudah harus bekerja menyambung hidup keluarganya karena sang ayah sakit.

Bisa dibilang Sukanto Tanoto malah merasakan beban yang berat selama hidup. Sebagai sulung dari tujuh bersaudara, ia menanggung kehidupan keluarganya dengan bekerja keras.

Namun, semua itu berbuah manis. Perjuangannya berhasil membuatnya mampu mengubah hidup dengan membesarkan Royal Golden Eagle.

Saat ini, Sukanto Tanoto ingin menularkan semangat hidupnya itu kepada pihak lain. Ia hendak melakukannya karena prihatin terhadap betapa banyak jumlah orang miskin di Indonesia. Sebagai negara dengan sumber kekayaan alam yang besar, Sukanto Tanoto menilai Indonesia seharusnya mampu membuat seluruh warganya sejahtera.

Oleh karena itu, Sukanto Tanoto tergerak untuk berbuat sesuatu. Bersama-sama dengan keluarganya, ia mendirikan Tanoto Foundation pada tahun 2001. Yayasan sosial ini dijadikannya sebagai sarana untuk menghapus kemiskinan di Indonesia bersama dengan keluarganya.

“Sebagai pendiri Tanoto Foundation, kami percaya bahwa setiap orang harus mendapatkan kesempatan untuk merealisasikan potensi dirinya secara penuh,” ujar Sukanto Tanoto. “Kami percaya bahwa upaya penanggulangan kemiskinan yang efektif membutuhkan pendekatan holistik yang meliputi pendidikan, pemberdayaan, dan peningkatan kualitas hidup. Oleh karena itu, Tanoto Foundation bekerja sama dengan masyarakat dan mitra-mitra lainnya untuk mengatasi akar penyebab kemiskinan. Kami memfokuskan kegiatan kami di daerah pedesaan di mana kemiskinan masih banyak ditemui.”

Beragam kegiatan yang dilakukan Sukanto Tanoto dan keluarganya di Tanoto Foundation memang dibutuhkan oleh banyak pihak. Orang miskin di Indonesia masih sangat banyak. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, per Maret 2017, ada 27,77 juta orang di negeri kita yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Jumlah itu terbilang besar. Jika dipersentase, jumlahnya mencapai 10,64 persen dari total penduduk Indonesia. Lebih memprihatinkan lagi, angka itu meningkat sebanyak 6,90 ribu orang dari September 2016.

Oleh sebab itu, sejak 1981, Sukanto Tanoto dan istrinya, Tinah Bingei Tanoto, merintis kehadiran Tanoto Foundation. Mereka memulainya dengan mendirikan Taman Kanak-kanak untuk para karyawan perusahaannya di Besitang, Sumatera Utara.

Sejak saat itu, kegiatan filantropi keluarga Sukanto Tanoto terus berkembang. Buahnya adalah kehadiran Tanoto Foundation yang dijadikan sarana oleh Sukanto Tanoto untuk menghapus kemiskinan.

Untuk bisa melakukannya, Sukanto Tanoto percaya terhadap tiga hal, yakni pendidikan, pemberdayaan masyarakat, serta peningkatan kualitas hidup. Ia meyakininya sebagai solusi ampuh dalam pengentasan kemiskinan. Tak aneh, fokus kegiatan Tanoto Foundation juga berkisar di tiga hal tersebut.

MEMUTUS RANTAI KEMISKINAN
Source: Tanoto Foundation
Siapa saja tidak akan mau mengalami kesulitan hidup seperti terbelit kemiskinan. Namun, nasib terkadang tidak bisa dihindari. Meski begitu, semangat untuk maju tetap harus dimiliki. Jika tidak, masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan akan terus terlilit kemiskinan selama-lamanya.

Harus diakui, kemiskinan bagai lingkaran setan. Masyarakat miskin akan sulit keluar dari kesulitan hidup. Begitu pula keluarga dan keturunannya. Sukanto Tanoto tahu persis hal tersebut. Maka, jika ingin menghapus kemiskinan dari Indonesia, rantai kemiskinan harus diputus.

Sukanto Tanoto mengajak seluruh keluarganya aktif di Tanoto Foundation. Salah satu puterinya, Belinda Tanoto, misalnya. Ia begitu intens berkiprah dalam beragam kegiatan sosial di yayasan yang didirikan oleh ayahnya tersebut. Belinda Tanoto juga amat paham tentang bahaya rantai kemiskinan.

“Jika seseorang berada dalam 10 persen penerima pendapatan terendah, maka peluang untuk putus sekolah menengah membesar tiga kali lipat dibanding mereka yang berada di 10 persen pendapatan teratas. Orang itu juga tiga kali lebih terancam malnutrisi, pertumbuhan yang lambat, serta sembilan kali lebih mungkin tidak memiliki akses ke air bersih dan sanitasi,” ujar Belinda Tanoto.

Oleh karena itu, Tanoto Foundation berupaya memutus kemiskinan dengan kegiatan komprehensif. Pertama, orang dimudahkan untuk mengakses pendidikan berkualitas.

Ada banyak cara yang dilakukan oleh Tanoto Foundation. Mereka sering membuka beragam jenis beasiswa untuk para pelajar, mahasiswa, hingga guru. Bukan hanya itu, Tanoto Foundation juga kerap memugar sekolah dan fasilitasnya agar proses pendidikan berjalan baik. Hasrat untuk membaca ikut ditingkatkan dengan beragam program peningkatan kualitas perpustakaan dan pengelolanya.

Sukanto Tanoto dan keluarganya berharap berbagai kemudahan itu membuat tingkat pendidikan orang meningkat. Hal itu dinilai memiliki arti penting bagi pemutusan rantai kemiskinan.

“Hanya dengan berada di sekolah dasar, seseorang bisa meningkatkan gajinya antara lima hingga 15 persen,” papar Belinda Tanoto.

Sementara itu, terkait pemberdayaan masyarakat, Tanoto Foundation kerap bekerja sama dengan berbagai perusahaan di bawah naungan Royal Golden Eagle. Mereka mencari cara untuk meningkatkan keterampilan masyarakat.

Dalam hal ini, Tanoto Foundation tidak mau sekadar memberi umpan dengan menyuapi bantuan kepada masyarakat. Mereka ingin mengajari masyarakat untuk mampu berdiri sendiri.

Salah satu contohnya dilakukan oleh anak perusahaan Sukanto Tanoto yang bergerak dalam industri kelapa sawit, Asian Agri. Mereka menggandeng para transmigran dalam perkebunan plasma inti untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Belinda Tanoto memberi contoh konkret kisah hidup seorang transmigran bernama Sulaiman. Ia datang ke Sumatera tanpa bekal apa pun. Namun, Sulaiman akhirnya bisa mengubah nasibnya setelah bergabung menjadi petani plasma Asian Agri.

Seperti diceritakan oleh Belinda Tanoto, kini Sulaiman mampu memiliki rumah beton berlantai dua. Ia juga sanggup menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi. Semua itu dapat diraihnya karena per bulan ia mendapat penghasilan setidaknya Rp5,5 juta. Jumlah ini jauh lebih tinggi dari standar upah di wilayahnya yang mencapai Rp1,7 juta.

Sedangkan soal peningkatan kualitas hidup, Tanoto Foundation amat aktif dalam memperbaiki sarana dan prasarana hidup sehat. Mereka sering membangun fasilitas akses air bersih maupun toilet untuk sanitasi yang baik.

Bukan hanya itu, Tanoto Foundation juga sering memberi beragam pembelajaran keterampilan bagi para perempuan. Semua masih ditambah dengan kemudahan mengakses fasilitas kesehatan hingga beragam bantuan pada saat terjadi bencana alam.

Semua kegiatan itu dilakukan supaya mimpi Sukanto Tanoto terwujud. Ia sangat ingin Indonesia terbebas dari kemiskinan. Tanoto Foundation yang didirikannya merupakan sarana untuk melakukannya.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda