Program Dana Bergulir Royal Golden Eagle Menumbuhkan Pengusaha Lokal Riau - Sukadi.net

January 11, 2018

Program Dana Bergulir Royal Golden Eagle Menumbuhkan Pengusaha Lokal Riau

Image Source: Bisnis.com
Royal Golden Eagle (RGE) berbeda dari kebanyakan perusahaan lain. Mereka tidak sekadar ingin mencari profit sebanyak-banyaknya. Lebih dari itu, RGE juga berharap masyarakat di sekitarnya berkembang. Salah satu buktinya adalah upaya menumbuhkan pengusaha lokal di Provinsi Riau.

Didirikan pada tahun 1973 dengan nama Raja Garuda Mas oleh pengusaha Sukanto Tanoto, RGE dikenal sebagai korporasi kelas internasional. Bidang bisnisnya beragam namun semuanya berbasis pemanfaatan sumber daya alam.

Royal Golden Eagle kini tercatat memiliki aset senilai 18 miliar dolar Amerika Serikat. Selain itu, mereka juga membuka kesempatan kerja untuk sekitar 60 ribu karyawan.

Untuk menjalankan perusahaan, RGE memiliki prinsip kerja 5C yang menjadi arahan kerja bagi semuanya. Secara umum, di dalamnya terdapat kewajiban bagi semua anggota Royal Golden Eagle untuk memberi manfaat kepada pihak lain mulai dari pelanggan, masyarakat, negara, hingga alam.

Arahan tersebut membuat semua anak perusahaan RGE berlomba untuk menghadirkan dampak positif kepada pihak lain dalam operasionalnya. Salah satunya APRIL Group. Unit operasional grup yang berdiri dengan nama awal Raja Garuda Mas ini berusaha mendorong kehadiran para pengusaha lokal asal Riau.

Salah satu cara yang dilakukan oleh produsen pulp dan kertas terkemuka tersebut adalah dengan menghadirkan program dana bergulir. Pada prinsipnya, kegiatan ini berusaha menjadi solusi permasalahan klasik Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Biasanya mereka mengalami kesulitan terkait permodalan. Melalui unit bisnisnya, PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), APRIL berusaha memberi dukungan.

Mereka memberikan pinjaman dengan syarat yang mudah kepada UKM yang membutuhkan. UKM diberi keringanan dalam mencicil pembayaran dari segi bunga maupun waktu pembayaran. UKM bisa menunda pembayaran jika memang bisa memberikan bukti kinerja yang kurang bagus saat proses pencicilan. Meski begitu, mereka tetap harus melunasi pinjaman sesuai kesepakatan.

Hal ini penting karena dana yang diperoleh dari cicilan pembayaran tidak akan dikembalikan ke RAPP. Unit bisnis bagian Royal Golden Eagle ini justru menggulirkannya untuk UKM lain yang membutuhkan. Akibatnya jika ada kredit yang tersendat, maka kesempatan untuk UKM lain mendapatkan pinjaman juga berkurang.

Secara tidak langsung, sistem ini juga mengajari UKM agar profesional dan bertanggung jawab. Pasalnya, kedisiplinan mereka dalam membayar utang akan memengaruhi nasib orang lain.

Akan tetapi, dukungan yang diberikan oleh RAPP bukan hanya pinjaman dana. Mereka juga memberikan bantuan lain yang tak kalah penting. Unit operasional Royal Golden Eagle ini mengajari UKM hal yang dibutuhkan dalam pengelolaan perusahaan secara profesional. UKM dilatih beragam hal mulai dari manajemen, finansial, hingga legal.

Berkat itu, banyak pihak yang terbantu. Salah satunya adalah Tukiman yang mampu membesarkan bengkel sepeda motor yang dimilikinya.

Tukiman adalah seorang pendatang asal Banyuwangi, Jawa Timur. Terinspirasi dari saudaranya yang meraih kesuksesan sebagai petani kelapa sawit di Siak, ia memutuskan pindah ke Provinsi Riau pada 1997.

Pertama kali datang ke Riau 20 tahun yang lalu, Tukiman menetap di Kerinci Kanan. Di sana Tukiman langsung membuka bengkel sepeda motor yang dinamainya Man Service.

Bengkel sepeda motor menjadi peluang bisnis yang besar. Kala itu, belum banyak orang yang memiliki sepeda motor di sana. Namun, Tukiman juga tidak memiliki pesaing sehingga bengkelnya bisa berjalan.

Akan tetapi, setelah berjalan beberapa waktu, bengkel Man Service yang dikelolanya seperti berjalan di tempat. Masalah permodalan menjadi kendala utama.

“Saya sering frustrasi karena tidak memiliki uang untuk membeli suku cadang yang diperlukan untuk memperbaiki motor pelanggan saya. Kalau tidak punya uang, saya harus ke sana ke mari untuk mencari pinjaman. Sekarang, saya tidak pernah kekurangan suku cadang di bengkel,” kata Tukiman seperti dikutip The Jakarta Post.

Namun, nasib Tukiman mulai berubah sejak tahun 2015. Kala itu, ia mendapat bantuan dari RAPP berupa pinjaman dana sebesar Rp5 juta. Dukungan dari unit bisnis bagian dari RGE tersebut langsung ia manfaatkan sebagai modal usaha bengkelnya.

Menurut Tukiman, saat itu, dana yang ia peroleh segera digunakannya untuk membeli suku cadang motor yang dibutuhkan. “Saya langsung memakai uangnya untuk usaha. Perwakilan dari RAPP datang ke bengkel dan membayar suku cadang yang saya beli. Saya bahkan memberinya kuitansi sebagai bukti bahwa uangnya memang benar-benar dipakai untuk menjalankan usaha bengkel,” kata Tukiman.

BERKEMBANG PESAT
Image Source: Bisnis.com
Dukungan dana dari unit bisnis bagian Royal Golden Eagle membuat bengkel Tukiman berkembang pesat. Para pelanggan merasa puas terhadap pelayanan bengkel yang disertai kemudahan mendapatkan suku cadang. Akibatnya reputasi bengkel Man Service meningkatI dan jumlah pelanggan pun kian bertambah.

Perubahan positif pun dirasakan. Omset usaha Tukiman meningkat. Sekarang, rata-rata ia bisa mendapatkan pendapatan Rp1 juta per hari. “Sekarang saya bisa memperbaiki sekitar empat atau lima motor dalam sehari. Pendapatannya berkisar sejuta rupiah,” ujar Tukiman.

Tukiman mengakui Program Dana Bergulir yang dijalankan RAPP memang istimewa. Selain tanpa bunga, sifat pinjaman juga kekeluargaan. Unit bisnis Grup APRIL tidak pernah memaksanya untuk membayar tepat waktu. Ia bisa menunda pembayaran asalkan punya alasan yang kuat.

“Jika tidak memiliki uang Rp500 ribu (untuk membayar cicilan pinjaman, Red.), saya bisa menundanya sampai bulan depan yang penting saya mencatatnya agar pinjaman benar-benar bisa dilunasi,” ujar Tukiman.

Berkat semua itu, Tukiman kini mampu membeli lahan seluas seribu meter persegi yang dibuatnya sebagai rumah dan lokasi bengkel. 

Bukan hanya itu, Tukiman juga terpilih sebagai pengusaha terbaik dari 73 pengusaha lokal di lima regensi di sekitar wilayah operasi RAPP pada tahun 2017. “Tukiman mendapat poin sertifikasi tertinggi dari RAPP. Penghargaan diterimanya dari Menteri Perdagangan Enggiartasto Lukita pada bulan Ramadan,” ujar Koordinator UKM RAPP, Raden Ade Pramono.
Selain itu, dukungan RGE rupanya menumbuhkan semangat berwirausaha di dalam diri Tukiman. Ia menjadi pengumpul brondolan kelapa sawit dan berjualan sayur..
“Saya tidak perlu pergi ke mana-mana. Orang datang sendiri membawa brondolan kelapa sawit. Sesekali saya bisa mengumpulkan 12 ton dalam sehari. Saya kemudian menjualnya ke pengumpul lain. Biasanya saya mengambil untung Rp100 per kilogram,” ujar Tukiman.
Tukiman berjualan sayur dan bumbu masak, ke kompleks perumahan karyawan RAPP. Hal itu dilakukannya sejak pagi hari hingga pukul 09.00. Sesudahnya ia pergi bekerja di bengkel.
Terlihat nyata bahwa dukungan RGE lewat Program Dana Bergulir mampu memupuk semangat wirausaha Tukiman. Namun, bukan hanya Tukiman yang merasakannya. Banyak orang lain yang juga menikmati manfaat yang sama.
Royal Golden Eagle membuktikan bahwa mereka bisa memberi manfaat kepada masyarakat di sekitarnya, khususnya Riau.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda