Gandrung
Saat akal terpupus pekat
Tak ada sinar yang mampu menerobos, ngilu, sendu
Sujud bukanlah keikhlasan
Hanya kebanggaan yang tersirat, tersurat dalam media masa dengan sedikit uang dan tercetak tebal dalam headline
Dan itu sebuah prestasi !
Tangan – tangan tak lagi terselubung, saat terjulur
Terlalu sepi jika hanya Dia yang tahu
Perlu puluhan wartawan, artis dan hiburan
Ini adalah sebuah pesta !
Kitab hanyalah sebuah bacaan, sajak – sajak indah
Kita merasa,
Kalau kita baca itu sudah kepuasan, sudah sah
Kalau kita mengamalkannya mungkin umur dunia semakin panjang
Kita merasa,
Dan itu terlalu lama, hidup nanti semakin berbelit – belit
Bukankah hanya dengan membacanya dengan keras, apalagi dengan speaker di masjid
Kita merasa,Orang memandang kita sudah bersih ?
Apalagi dengan hadir ikut pengajian, bangga banget rasanya
Pikiran kita terlalu picik
Hati kita terlalu gerah jika harus berlama – lama dengan berdiam diri di rumah Tuhan
Memberi itu dasarnya pasti berbalas, tapi terlalu lama jika harus berlama menunggu balasan dari – Nya
Kita harus mengambil sendiri, kita harus merampok !
Kita menyembunyikan yang banyak dan membagikan yang sedikit pada yang seharusnya
Lalu, dengan bangga kita harus membuat kegiatan sosial
Matahari masih dari timur pagi ini
Saat kita merasa tak pernah kenyang dan terlalu kikir dengan rasa sukur
Saat kita bangga dengan kerakusan dunia
Saat kita terlupa pada kehidupan yang kekal kelak
Orang lain banyak berharap semoga
Matahari tak lekas terbit dari barat, masih banyak yang musti di tebus
Dosa – dosa masih banyak yang melekat
Perlu lautan do’a untuk membasuh
Bermandikan amal, menepikan ke-fanaan dunia
Saat kita bangga dengan semua kekotoran ini
Musti tak pernah kita mencatat dalam buku harian kita
Namun, malaikat telah meletakkan pencatat yang otomatis dan akurat dalam pencatatan data
Kita sadar, tapi kita tak mau menyadari
Dibalik keruh, di dalam carut – marut akal, dalam piciknya pemahaman, dalam gelapnya hati dan mata yang di butakan dunia
Ada yang akan abadi
Ada yang setia mengawasi kita, yang tak pernah lelah, yang maha segalanya, yang tak pernah tidur, Sang Pemilik Kehidupan : Allah SWT
Slawi, 22 Mei 2008
Tak ada sinar yang mampu menerobos, ngilu, sendu
Sujud bukanlah keikhlasan
Hanya kebanggaan yang tersirat, tersurat dalam media masa dengan sedikit uang dan tercetak tebal dalam headline
Dan itu sebuah prestasi !
Tangan – tangan tak lagi terselubung, saat terjulur
Terlalu sepi jika hanya Dia yang tahu
Perlu puluhan wartawan, artis dan hiburan
Ini adalah sebuah pesta !
Kitab hanyalah sebuah bacaan, sajak – sajak indah
Kita merasa,
Kalau kita baca itu sudah kepuasan, sudah sah
Kalau kita mengamalkannya mungkin umur dunia semakin panjang
Kita merasa,
Dan itu terlalu lama, hidup nanti semakin berbelit – belit
Bukankah hanya dengan membacanya dengan keras, apalagi dengan speaker di masjid
Kita merasa,Orang memandang kita sudah bersih ?
Apalagi dengan hadir ikut pengajian, bangga banget rasanya
Pikiran kita terlalu picik
Hati kita terlalu gerah jika harus berlama – lama dengan berdiam diri di rumah Tuhan
Memberi itu dasarnya pasti berbalas, tapi terlalu lama jika harus berlama menunggu balasan dari – Nya
Kita harus mengambil sendiri, kita harus merampok !
Kita menyembunyikan yang banyak dan membagikan yang sedikit pada yang seharusnya
Lalu, dengan bangga kita harus membuat kegiatan sosial
Matahari masih dari timur pagi ini
Saat kita merasa tak pernah kenyang dan terlalu kikir dengan rasa sukur
Saat kita bangga dengan kerakusan dunia
Saat kita terlupa pada kehidupan yang kekal kelak
Orang lain banyak berharap semoga
Matahari tak lekas terbit dari barat, masih banyak yang musti di tebus
Dosa – dosa masih banyak yang melekat
Perlu lautan do’a untuk membasuh
Bermandikan amal, menepikan ke-fanaan dunia
Saat kita bangga dengan semua kekotoran ini
Musti tak pernah kita mencatat dalam buku harian kita
Namun, malaikat telah meletakkan pencatat yang otomatis dan akurat dalam pencatatan data
Kita sadar, tapi kita tak mau menyadari
Dibalik keruh, di dalam carut – marut akal, dalam piciknya pemahaman, dalam gelapnya hati dan mata yang di butakan dunia
Ada yang akan abadi
Ada yang setia mengawasi kita, yang tak pernah lelah, yang maha segalanya, yang tak pernah tidur, Sang Pemilik Kehidupan : Allah SWT
Slawi, 22 Mei 2008
27 comments for "Gandrung"
Kelihatannya bisa belajar banyak disini.
Salam Sehati
ijin untuk menjadi foLLower di bLog ini, saLam persahabatan dari dukuh waru.
terimakasih
Subhanallah...nice post.. :)
terimakasih mbak..
selalu (pura2) lupa dengan Yang Maha Segalanya,Yang Maha Mengetahui,
beribadah bukan krn DIA semata, namun riya' lah yg sering kita kerjakan.
Astaghfirullah, ampuni kami ya Rabb
Teimakasih Mas, sudah mengingatkan
salam
terimakasih sudah berkunjung...
maaf mau berkunjung+follow balik tidak tahu alamatnya, sampean tidak meninggalkan jejak link diprofil anda. nanti kalau ketemu saya follow balik :)
tulisannya merasuk bener di kalbu bos, apa lagi kalimat terakhir, Allah tidak pernah tidur... hiks.. terharu sekali klo mengingat apa yang telah berlalu, rasanya merugi sekali aku.....
terima kasih atas foLLow baLiknya, saLam persahabatan. tepatnya di sLarang kiduL.