Kutuk Marani Sunduk
Mungkin ada sebagian dari kita (terutama orang jawa) sudah pernah mendengar peribahasa jawa kutuk marani sunduk, yang artinya, mendekati bahaya. Disengaja maupun tidak, pastinya kita pernah mengalami hal ini.
Sedikit cerita, tadi saya menyaksikan langsung sebuah kejadian dimana peribahasa jawa ini terjadi. Ketika saya melintas disebuah jalan, ada 2 orang polisi yang sedang menilang mobil box yang melanggar rambu lalu lintas. Memang, biasanya mobil bebas dan aman-aman saja ketika melanggar rambu lalu lintas di jalan itu. Sebenarnya di mulut jalan sudah terpampang rambu bahwa mobil tidak boleh lewat di jalan itu.
Saat 2 orang polisi sedang memeriksa kelengkapan surat-surat mobil, tiba-tiba saja muncul sebuah mobil dari arah yang sama. Tanpa perlu repot-repot mengejar, langsung saja polisi itu menyuruh mobil untuk menepi. Nah, untuk kelanjutannya bagaimana, saya kurang tahu, tilang atau damai itu menjadi urusan mereka... :D
Apakah Anda juga punya pengalaman seperti peribahasa kutuk marani sunduk?
13 comments for "Kutuk Marani Sunduk"
Dulu waktu masih jadi fasilitator ya sering juga sob. Terkadang mau tidak mau aku harus pergi sendirian di waktu malam ke desa yang nota benenya pada saat itu sedang rawan karena panceklik...
Banyak terjadi perampokan dan penodongan sampai pembunuhan di sana, semua warga desa cemas akan hal itu. Tapi karena kebutuhan program sangat mendesak.. ya aku tetap harus ke sana,,, karena aku yakin Allah yang akan menjaga ku....
Memang sekarang sudah tidak jadi fasilitator, Mbak? :)
@Djangan Pakies: Walaikumsalam Wr Wb
Yang seperti itu sudah biasa Kang, bukan lagi nekad, tapi ngawur... :D
@Manajemen Emosi: Resiko ditanggung penumpang, Mas..he..he..
Salam sayang dari BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...
Mau cari konten smp :D eh malah ditilang...
Semoga gerakannya berhasil.
@heftymonk: karena mungkin tahu, kalau nilang bakal dapat uang 10 ribu... :D
@Rubiyanto Sutrisnno: Ya, itu mungkin adalah sebuah konsekuensi dari sebuah pilihan...
@Skydrugz: Maaf, Anda salah jalur.. :D
@andinoeg: yang penting sudah siap dengan resikonya.. :)
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh
lebih lengkap di
http://patriadei.blogspot.com/2011/02/pantun.html
terimakasih