Liga Indonesia, Liga Profesional Atau Proporsional? - Sukadi.net

September 23, 2011

Liga Indonesia, Liga Profesional Atau Proporsional?

Semenjak adanya kepengurusan PSSI yang baru selalu saja timbul kontroversi, mulai dari pemecatan pelatih Timnas, Alfred Riedl, format kompetisi, merger klub LPI dengan ISL, sampai yang terbaru adalah adanya "keputusan" untuk menggulirkan kompetisi yang rencananya akan digelar pada bulan Oktober nanti dengan diikuti 24 klub dengan format satu wilayah [berita].

Sebelumnya santer didengungkan perihal liga profesional, dimana klub-klub yang bisa mengikuti kompetisi ini hanyalah klub yang memenuhi 15 syarat yang sudah ditentukan. Oleh karenanya sudah banyak klub yang akhirnya merger dengan klub lain agar lolos verifikasi. Dalam perkembangannya, hanya enam klub yang dinyatakan layak ikut liga profesional, yaitu: Persibo Bojonegoro dengan 95,6 poin, Persik Kediri 95,6 poin, PSIS Semarang 92,3 poin, Persikota Tangerang 96 poin, Persis Solo 96,7 poin, dan Persebaya Surabaya 95,7 poin.

Dan anehnya, sekarang format kompetisi akan berubah lagi, meskipun masih harus verifikasi kelayakan ulang kepada klub calon peserta. Klub yang menjadi calon peserta ISL atau liga pro 1 adalah 14 klub ISL musim lalu ditambah dengan empat tim promosi dan enam tim tamabahan. Ke enam klub tambahan ini adalah PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, PSMS Medan, dan Bontang FC. Jika dilihat, dari ke enam klub tambahan ini hanya Persibo dan Persebaya yang dinayatakan layak ikut kompetisi liga pro, seperti penilaian awal [berita]. 

Kabarnya, penambahan jumlah klub ini didasarkan pada pertimbangkan tertentu. Persema, Persibo dan PSM telah diputihkan dari sanksi yang diterima. Sedangkan PSMS dan Persebaya disebabkan punya pendukung banyak, sejarah, serta keinginan dari sponsor. Sementara Bontang FC dipilih karena terbaik dari klub yang degradasi. Kalau mengacu pada poin jumlah pendukung, sejarah, dan keinginan dari sponsor tentunya bukan hanya klub-klub tersebut yang layak ditambahkan, masih ada klub-klub lain yang mungkin juga punya pendukung banyak, sejarah, serta keinginan dari sponsor. 

Langkah PSSI dalam penentuan format kompetisi dan calon peserta kompetisi ini tentunya mengundang kontroversi, banyak klub yang sudah berusaha keras agar lolos verifikasi dan ikut kompetisi level utama, persiapan pun juga sudah sangat matang. Belum lagi para supporter yang sudah sangat berharap klub kesayangannya bisa ikut kompetisi liga profesional ini, mereka tentunya sangat kecewa dan marah. Seperti seorang teman saya, salah satu koordinator supporter Panser Biru (PSIS Semarang), dia kecewa dan sejadinya memaki PSSI yang dianggap plin-plan. 

Entahlah, apa sebenarnya yang terjadi, tapi harapannya keputusan yang diambil memang benar-benar tepat. Banyak hal yang masih perlu diperbaiki, dan banyak masalah yang harus diselesaikan. Semoga saja keputusan yang diambil nantinya bisa melegakan semua pihak, dan penentuan peserta maupun format liga benar-benar fair dan tanpa tekanan/kepentingan pihak manapun, karena bagaimanapun juga Liga Indonesia harus tetap digulirkan. Bagaimana pendapat Anda mengenai kabar ini?

Bagikan artikel ini

13 comments

  1. saya sih sebagai rakyat biasa, pengennya cuman bisa berharap punyai TIMNAS yang bisa Oke, gocek bola nya Oke, bikin scornya Oke hi hi hi, Amin.

    ReplyDelete
  2. terjadi seperti itu bang sukadi karena ada beberapa pemilik kepentingan.
    Kita tau Eks Klub ISL menyeberang ke LPI krn tidak percaya dgn PSSI Nurdin Halid. Seandainya becus mereka tdk akan menyeberang. nah pengurus PSSI skrg ini yg duduk kan atas jasa kelompok 78 yg notabene pendiri LPI.
    sulit memang di posisi bang Djohar Arifin, satu sisi mau menegakkan aturan,tp satu sisi menegakkan kepentingan. Saya hanya berharap kompetisi berikutnya jauh lebih baik dari sebelumnya.. PSSI harus didukung..harus didoakan

    ReplyDelete
  3. 24 klub dalam satu liga menurut saya kebanyakan. liga ingris aja cuman 20...

    ReplyDelete
  4. pusing deh kalau liat persepakbolaan indonesia, bukan karena klub ataupun prestasi timnasnya, tp karena PSSInya.. fyyuuuhhhh

    ReplyDelete
  5. kompetisi berubah2, kapan majunya

    ReplyDelete
  6. Artikel yang menarik :-)

    ReplyDelete
  7. Bukannya tambah baik malah sekarang jadi kacau...tumpang tindih kebijakannya

    ReplyDelete
  8. Nurdin halid dan Djohar Arifin walau bersebernngan tapi keduanya ada kesamaan, iatu sama-sama mementingkan kelompoknya,,dalam urusan sepak bola, kapan majunya timnas kalau begini,,hik-222

    ReplyDelete
  9. udah males mas sama sepak bola Indonesia yang ujung-ujungnya kabaranya untuk kepentingan masing-masing bukannya melakukan sesuatu atas nama Negara -_-"

    mas .. hmm .. hapus link saya yah, soalnya saya juga udah ngehapus semua link yg ada di blog saya ..
    udah jarang update soalnya semenjak kuliah di UI, sibuk gimana gituuuuu hehe :D

    ReplyDelete
  10. Males deh kalo ngomongin sepakbola tanah air sendiri, ga maju-maju...

    ReplyDelete
  11. terimakasih infonya, saya kurang paham tentang bola, tetapi informasi saudara menambah wawasan saya tentang bola. salam ukhuwah wahai saudaraku.

    ReplyDelete
  12. @All: Terimakasih banyak untuk kunjungan dan komentarnya. Saya rasa masih banyak hal yang perlu diperbaiki di PSSI, sepertinya terlalu banyak konflik kepentingan disana. Tapi mau bagaimana lagi, sebagai bagian dari Bangsa Indonesia kita berharap semoga PSSI bisa lebih baik lagi dan persepakbolaan Indonesia bisa masju, Timnas bisa berprestasi.

    ReplyDelete
  13. amin.... semoga dunia sepakbola kita kembali kejalur sebagai hobby dan kesenangan semata bukan untuk panggung politik

    ReplyDelete