Antara ISL, LPI, dan Tarkam
Kang Gendon masih tidak habis fikir, setelah "masa kritis" ditubuh persepakbolaan Indonesia sudah (dianggap) berlalu, ternyata "penyakit" yang diderita persepakbolaan Indonesia tak juga sembuh. Ruwet, demikian kelihatannya lebih enak dicerna di pendengaran, ketimbang istilah-istilah semu lainnya. Malahan, dirasa makin parah kondisinya.
Banyak yang berharap ketika terpilih kepengurusan PSSI yang baru, akan mampu menjadikan permasalahan yang timbul sebelumnya bisa terselesaikan, terutama masalah dualisme kompetisi. Namun nyatanya, semua hanya tinggal harapan, sepertinya hanya berganti peran saja. Dulu Liga Primer Indonesia (LPI) dianggap tidak sah, dan oleh PSSI dianggap kompetisi ilegal. Sekarang malah terbalik, Indonesia Super League (ISL) yang dianggap tidak sah, dan yang akan digulirkan oleh PSSI adalah Liga Prima Indonesia, yang LPI juga dalam penyebutannya. Entahlah, prosesnya bagaimana dan alasan persisnya bagaimana kurang bisa dimengerti, karena memang kalau soal "konflik" semacam ini kurang enak untuk diikuti perkembangannya.
Kang Gendon yang sudah mulai malas mengikuti perkembangan sepakbola Indonesia, tidak lagi tertarik dengan salah satu bahkan kedua liga tersebut, baik ISL maupun LPI. Entahlah, Kang Gendon tidak berani menuduhkan banyak alasan, hanya saja, masyarakat Indonesia pada umumnya mungkin sudah bisa membaca dari setiap kebijakan dan apa yang senyatanya terjadi di sepakbola Indonesia saat ini.
Masih menurut Kang Gendon, sepakbola antar kampung (tarkam) sepertinya lebih menarik, tak banyak kepentingan disana, dan tak perlu bingung ikut kompetisi yang mana. Klub bebas berdiri, kalau ada klub di sebuah kampung yang beda pandangan, tak perlu membentuk klub dengan nama sama, apalagi pakai embel-embel dibelakangnya. Seperti yang pernah terjadi di desanya Kang Gendon, Merpati FC yang semula disegani ditingkat kecamatan akhirnya harus terpecah menjadi dua klub, Merpati FC dan Jago FC. Soal legalitas, itu nomor sekian, yang penting sportif dan semua berjuang demi prestasi dan kebanggaan desa.
Berkaca pada perkembangan sepakbola Indonesia saat ini, Kang Gendon tak berani berharap banyak pada prestasi sepakbola Indonesia, dalam hal ini PSSI tentunya. Namun, bukan berarti Kang Gendon patah semangat, dia berharap apa yang sedang terjadi di PSSI dan sepakbola Indonesia pada umumnya segera mendapatkan solusi. Tak ruwet dan tak ribut lagi. Biarlah, ISL, LPI, dan tarkam semua bergulir, sepakbola bicara soal rasa, kalau hanya ruwet dan ribut terus, apa jadinya nanti sepakbola Indonesia?. 'Sejadinya!', batin Kang Gendon, kesal.
**Notes:
Postingan tentang Kang Gendon dan cerita-ceritanya ada di label Ngudarasa,
perihal sepakbola (Indonesia) bisa lihat di label Sepakbola
**Notes:
Postingan tentang Kang Gendon dan cerita-ceritanya ada di label Ngudarasa,
perihal sepakbola (Indonesia) bisa lihat di label Sepakbola
17 comments for "Antara ISL, LPI, dan Tarkam"
piye kalau kita usul ama kang Gendon bikin liga tandingan aja. dinamai Gendon Supercup
*tanda telat dapet informasi, hehe...
Skala tidak terlalu besar, setuju Kang, ayo kita buat liga tandingan saja, Gendon Supercup. Sudah ada dua peserta: Merpati FC dan Jago FC hehe
@Ipras: saya saja bingung, ada nama klub sama tapi ikutnya liga berbeda, pokoke membingungkan dan ruwet hehe
Terlalu banyak masalah, ra dong lah~
@Persadablog: membosankan memang.. :(
@Dream House 17: mungkin juga demikian
masa dl IPL yg tidak sekarang, sekarang malah ISL gak sah..
kasihan yg bermain untuk timnas
Dulu ISL itu yang paling oke, dianggap liga yang legal, eh skarang malah dianggap illegal.
Hmmm....payah ya, makin gak jelas ni PSSI -_-"
Gimana kalau pengurus PSSI yang kontra bertanding di lapangan. Mungkin penontonya berlipat ganda daripada laga Garuda-Malaysia :D