Penipuan Yang Mengatasnamakan Telkomsel
Sudah bukan rahasia lagi bila saat ini ponsel menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi sebagian orang, ada banyak alasan, tapi rasa-rasanya lebih dari sekedar dari fungsi utama sebagai alat komunikasi.
Sudah sering dijumpai modus penipuan dengan SMS, via email, maupun lewat telfon, dan saya sendiri pernah merasakan semua modus tersebut, dan Alhamdulillah tak satupun yang saya tanggapi. Modus penipuan lewat SMS sekarang sudah bervariasi, mulai dari minta pulsa, minta di transfer uang, urusan tanah, undian berhadiah, dan mungkin saja masih banyak lainnya. Pun demikian dengan usaha penipuan lewat email, bukan saja dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri yang terkadang tak kita pahami bahasanya.
Pada hari minggu siang kemarin, saya mendapatkan sebuah telfon, ya, saya ditelfon seseorang yang mengaku bernama Bambang Herlambang dan mengatasnamakan dari Telkomsel. Awalnya saya biasa saja, namun setelah beberapa saat saya mulai curiga, saya tanggapi dengan nada sinis ketika dia mengaku dari Telkomsel dan mengatakan kalau nomor saya beruntung mendapatkan hadiah Rp. 15.000.000 dan pulsa Rp. 1.000.000 dari Telkomsel.
Pada hari minggu siang kemarin, saya mendapatkan sebuah telfon, ya, saya ditelfon seseorang yang mengaku bernama Bambang Herlambang dan mengatasnamakan dari Telkomsel. Awalnya saya biasa saja, namun setelah beberapa saat saya mulai curiga, saya tanggapi dengan nada sinis ketika dia mengaku dari Telkomsel dan mengatakan kalau nomor saya beruntung mendapatkan hadiah Rp. 15.000.000 dan pulsa Rp. 1.000.000 dari Telkomsel.
Saya menganggap si penelfon (Bambang Herlambang) ini masih bodoh, bagaimana tidak?, pertanyaan yang di ajukan jauh dari kesan dia seorang karyawan Telkomsel. Yang dia tanya adalah nama saya, kota, lama menggunakan kartu, dan rekening bank (termasuk ATM). Tentu saja kalau dia benar dari Telkomsel tentu sudah tahu nama dan alamat saya, dan juga lama kartu saya sejak pertama aktivasi. Soal rekening atau ATM, tak mungkin dari pihak Telkomsel atau perusahaan manapun akan mengirimkan hadiah via transfer bank.
Yang lebih menggelikan lagi, betapa lucunya ketika saya jelaskan kalau kartu saya adalah kartu pasca bayar, dia ngotot kalau kartu saya adalah kartu pra bayar. Memang, kartu saya dulunya adalah Simpati (pra bayar), namun semenjak tahun 2007 kartu tersebut saya migrasi menjadi kartu Halo (pasca bayar), jadi wajar kalau dia mengira kartu saya masih pra bayar. Saya sempat terpancing emosi ketika dibilang bodoh dan tolol, hal ini terkait dengan jenis kartu saya, spontan saja nada suara saya meninggi dan saya balas kata bodoh itu kepadanya.
Seolah tak mempedulikan nada suara dan kecurigaan saya, dia tetap saja menawarkan dan setengah memaksa agar hadiah itu untuk dambil dengan cara menanyakan rekening bank. Tak ingin saya memperpanjang perdebatan, saya matikan saja telfon tersebut, meski dia tetap bicara tidak karuan. Selang beberapa detik setelah saya matikan, dia berusaha menghubungi lagi, tapi saya tolak karena saya yakin dia adalah seorang penipu yang berusaha menipu saya dengan dalih hadiah dari Telkomsel.
Tak lama kemudian saya coba menghubungi call center Telkomsel di nomor 133, hanya sekedar memberi masukan sekaligus mempertegas anggapan saya kalau telfon yang baru saja saya terima adalah benar ingin menipu. Dari hasil pembicaraan saya dengan cs Telkomsel, ada hal pokok yang saya tangkap, bahwasannya Telkomsel tidak pernah memberitahukan atau konfirmasi hadiah dengan menggunakan nomor produk dari Tekomsel (Simpati, As, Halo), tapi dengan nomor khusus dari Telkomsel, lewat email, atau web resmi dari Telkomsel. Dari satu hal ini saja sudah jelas bahwa nomor yang baru saja menghubungi saya adalah bukan dari Telkomsel, karena menggunakan nomor Simpati, dan jelas sudah kalau ini adalah usaha penipuan.
Mungkin saya adalah orang kesekian yang mendapatkan telfon semacam ini, karena memang sudah sering muncul dalam berita mengenai modus penipuan berkedok hadiah, bahkan tak sedikit yang sudah menjadi korbannya. Saya mengira bahwa modus penipuan seperti ini adalah sebuah kelompok atau jaringan, karena saat di telfon, sayup saya mendengar ada suara-suara seperti suasana di sebuah kantor.
Bagi Anda yang mungkin nanti menerima telfon semacam ini, berhati-hatilah, jangan mudah percaya. Kalau pertanyaan yang diajukan hampir sama dengan pertanyaan diatas, jangan di tanggapi, apalagi kalau mengaku dari pihak provider tapi nomor yang digunakan adalah nomor dari produk provider tersebut. Banyak cara yang dilakukan orang untuk menipu, kalau tidak berhati-hati, bisa-bisa kita menjadi korbannya. Semoga kita selalu berhati-hati dan tidak menjadi korban penipuan semacam ini.
10 comments for "Penipuan Yang Mengatasnamakan Telkomsel"
lalu setelah dicek ke salah satu saudara yg bekerja di Telkom, dikatakan bahwa perusahaan tidak mungkin memberikan hadiah pada saat bukan jam kerja (akhir pekan=liburan)
Sekarang ini semakin ngawur cara orang mencari duit, berusaha menipu dengan berbagai cara.
Yang membuat saya sedih mereka berani bersumpah mengatas namakan Allah bahwa mereka tidak maksud menipu.
Emang gak pernah pergi ke surau/pengajian kali tuh orang..