Pilkada Serentak: Antara Bingung, Apatis, Dan Sebuah Pesta
Ditengah hiruk pikuk persidangan di MKD terkait kasus Setya Novanto, yang hingga kini tak juga menampakkan tanda-tanda bakal berakhir manis, kembali pesta demokrasi segera memuncak, yang tak ayal akan menambah maraknya dinamika perpolitikan di Indonesia. Setelah melewati serangkaian peristiwa tarik ulur aturan, setelah melalui jalan panjang proses demokrasi, saatnya pun akan segera tiba. Pesta.
Saya tidak golput, demikian yang pernah saya tulis dalam blog ini, dulu saat menjelang Pileg tahun 2014 yang lalu. Memang, saya tidak golput kala itu, meskipun dalam dilema antara menggunakan hak suara atau tidak, antara pilih yang mana caleg atau partainya. Karena jujur saja, saya apatis dengan hingar bingar politik. Saya banyak beranggapan banyak pembohong yang sedang jual iba, karena nyatanya hanya janji yang di obral tanpa bukti nyata. Demikianlah.
Saya tidak golput, demikian yang pernah saya tulis dalam blog ini, dulu saat menjelang Pileg tahun 2014 yang lalu. Memang, saya tidak golput kala itu, meskipun dalam dilema antara menggunakan hak suara atau tidak, antara pilih yang mana caleg atau partainya. Karena jujur saja, saya apatis dengan hingar bingar politik. Saya banyak beranggapan banyak pembohong yang sedang jual iba, karena nyatanya hanya janji yang di obral tanpa bukti nyata. Demikianlah.
Sumber gambar: Twitter |
Kini, hingar bingar politik bergema lagi, meski skalanya lebih kecil. Gelaran pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak untuk pertama kalinya dilaksanakan. Dimulai dengan pro kontra jumlah calon, antara calon tunggal hingga munculnya istilah calon boneka. Pada klimaksnya, setelah melalui gugatan, akhirnya daerah dengan calon tunggal pun boleh melaksanakan Pilkada. Begitulah, dinamika politik di Indonesia terlalu mudah untuk ditebak.
Tak menunggu lama, tinggal hitungan satu jari telunjuk, 9 Desember 2015 ini pesta itu akan digelar. Pemilahan kepala daerah serentak akan menjalani sejarahnya, jutaan rakyat di hadapkan kembali pada dilema, harus memilih siapa, harus mempercayakan nasibnya pada pasangan calon yang mana. Karena saya yakin, tak sedikit orang yang merasa ragu dengan plihannya, terlalu sering memilih, sebanyak itu pula mereka di kecewakan. Mohon koreksi bila saya keliru.
Saya sendiri masih gamang, siapa kiranya nanti yang akan saya pilih, saya bingung, meskipun kebingungan saya tak sampai memusingkan kepala. Saya menyikapi dengan santai, cenderung apatis. Masih sama dengan keputusan saya ketika Pileg dulu, saya tidak golput. Ya, saya akan menggunakan hak suara saya, tak akan saya biarkan kartu suara bersih dari coblosan. Soal siapa yang akan saya pilih, itu urusan berikutnya, toh nantinya saya juga akan memilih, satu atau dua. Selamat berpesta.
4 comments for "Pilkada Serentak: Antara Bingung, Apatis, Dan Sebuah Pesta"
Mantap mas
Mantap mas
* Air minum yang dapat menyehatkan tubuh anda:
- Air Minum Sehat
- Air Minum Alkali
- Manfaat Air Alkali
* Air minum yang dapat menyehatkan tubuh anda:
- Air Minum Sehat
- Air Minum Alkali
- Manfaat Air Alkali