Cerita Tentang Film Dan Bioskop - Sukadi.net

February 25, 2016

Cerita Tentang Film Dan Bioskop

Sudah cukup lama saya tak menyaksikan film di bioskop, kalau tidak salah sudah setahun lebih. Ketika itu film yang saya tonton kalau tidak salah ingat adalah The Hobbit, kemudian Merry Riana, sebuah film yang menceritakan kisah sukses Merry Riana. Ya, begitulah. Terkadang keberadaan tempat domisili yang jauh dari gedung bioskop membuat kesempatan menonton film di layar lebar sangat terbatas.
Mencari Referensi Film Bioskop Terbaru
Untuk sekarang ini dengan mudahnya kita bisa mencari informasi film terbaru hanya dengan membuka internet. Bila bingung mencari referensi film, dengan mengunjungi www.breaktime.co.id kita bisa memperoleh informasi film bioskop terbaru di breaktime, misalnya saja untuk hari ini, film yang tayang di bioskop adalah film horor ‘Dia Pasti Datang’, 'Dirty Grandpa', dan 'I Am Hope'. Ada synopsis dari film-film tersebut, tentu saja akan mempermudah kita dalam menentukan pilihan kira-kira mau menonton film yang mana.

Film Indonesia mungkin masih kalah peminat bila dibanding dengan film asing, hal ini menjadi sebuah kewajaran karena memang secara kualitas film asing bisa dikatakan lebih bagus. Belum lagi soal alur cerita, tidak sedikit film lokal yang alurnya kurang jelas, sehingga orang merasa kurang suka dengan film buatan dalam negeri. Tapi, bukan berarti film Indonesia semuanya jelek, setidaknya ada beberapa film yang mampu menarik perhatian dan diakui kualitasnya oleh dunia luar.

Tjoet Nja’ Dhien merupakan film yang dirilis pada tahun 1988. Film ini menceritakan kisah nyata perlawanan warga Aceh terhadap penjajahan kolonial Belanda. Tjoet Nja’ Dhien merupakan tokoh utama dalam film ini, meski seorang perempuan, namun beliau terpilih menjadi pemimpin gerilya dalam upaya mengusir penjajah. Sebuah kebanggaan ketika film ini menjadi film Indonesia pertama yang diputar di Cannes Film, bahkan mampu meraih sejumlah penghargaan.

Laskar Pelangi adalah film yang fenomenal di Indonesia. Film ini diangkat dari novel karya Andrea Hirata, sebuah novel yang dengan judul yang sama, sebuah novel yang sangat sukses dan mampu menembus pasar internasional, terbukti dengan diterjemahkannya novel ini kedalam 20 bahasa lebih. Berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri pun diterima oleh film ini.

The Raid berhasil mendapatkan keuntungan sampai dengan USD 4,2 juta, untuk pertama kali di saksikan dunia internasional pada Toronto International Film Festival 2011 (TIFF) hingga sampai diputar di bioskop Amerika.

Pendekar Tongkat Emas merupakan film dengan latar belakang zaman dahulu,  rilis tahun 2014, memiliki judul internasional The Golden Cane Warrior. Nama-nama tenar turut bermain dalam film ini, sebut saja nama Christine Hakim, Nicholas Saputa, Reza Rahardian, Slamet Raharjo, dan Darius Sinathrya. Berbagai penghargaan bergengsi pun berhasil diraih oleh film ini.

Namun bagi saya, film yang paling berkesan bagi saya adalah film Ada Apa Dengan Cinta? (AADC). Film ini beberapa kali saya tonton di bioskop, kebetulan saja ketika itu masih punya teman dekat yang merasa tak pernah bosan nonton karya sutradara Rudi Soedjarwo tersebut. Film yang dibintangi Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo ini dirilis pertama kali pada tanggal 7 Februari 2002. Sudah cukup lama, setelah hampir 14 tahun, kabarnya kini sedang digarap film AADC 2.

Ah, bila saja di kota saya ada gedung bioskop, mungkin akan lebih sering saya menyaksikan film di layar lebar. Dengan referensi film bioskop terbaru di breaktime, akan lebih mudah mengatur jadwal nonton. Tapi, kiranya semua sebatas angan-angan saja, untuk sekedar datang ke gedung bioskop harus menempuh perjalanan lumayan jauh ke kota tetangga. Ah, sudahlah, kalau toh memang tak bisa nonton langsung, masih ada banyak cara untuk sekedar menonton film. :)

Bagikan artikel ini

2 comments

  1. Bioskop sekarang kebanyakan kelas premium ya mas..jarang ada yang murah karcisnys

    ReplyDelete
  2. Terlepas dari bagus atau tidaknya suatu film, sekarang bioskop cuma cari untung, tanpa memperhatikan calon penonton. Beberapa kali saya nonton film berlabel dewasa, selalu saja ada anak di bawah umur yang ikut nonton. Sayangnya di website resminya tidak tertera email atau nomor kontak lain yang bisa dihubungi untuk komplain. Saya fokusnya ke sana sih. HEHE

    ReplyDelete