Kang Gendon Dan Sayembara Menangkap Nazaruddin - Sukadi.net

July 19, 2011

Kang Gendon Dan Sayembara Menangkap Nazaruddin

Kang Gendon hanya terdiam, geleng-geleng membaca koran bekas terbitan hari yang lalu. Belum selesai dia membaca, tiba-tiba terkejutkan oleh suara menyapa dari arah belakang, rupanya Pakde Sastro yang datang.
Pakde Sastro: Lagi apa Kang?.   

Kang Gendon: Anu Pakde... lagi baca koran bekas. Sahut Kang Gendon, terbata.

Pakde Sastro: Tak seperti biasanya sampeyan begitu serius membaca, sampai geleng-geleng kepala begitu?

Kang Gendon: Ini Pakde, soal sayembara berhadiah uang 150 juta. Kok jaman sekarang masih ada model sayembara begini, memangnya sudah tidak sanggup mencari apa... Kalau jaman dulu, waktu jaman kerajaan, sayembara begini masih umum, tapi kalau sekarang kok sepertinya terkesan aneh.

Pakde Sastro: Aku juga heran kok Kang, kenapa menangkap Nazaruddin harus pakai sayembara. Sebelum dinaikkan, sebenarnya hadiah sayembaranya 100 juta, mungkin karena beberapa hari setelah pengumuman sayembara belum ada berita menggembirakan, makanya hadiahnya di tambah. Katanya sih tiap 2 atau 3 minggu nilai hadiah akan di tambah.

Kang Gendon: Waaahhhh... cukup besar dan menggiurkan ya, Pakde...

Pakde Sastro: Secara ukuran rakyat seperti kita memang nilai 150 juta itu sangat besar, Kang. Apa sampeyan mau ikut sayembara?

Kang Gendon: Iya, eh.. tidak, Pakde... resiko. Lagian saya tidak tahu bagaimana rupa Nazaruddin, kalau pun tahu juga bingung mau bagaimana.

Pakde Sastro: Tidak usah bingung, Kang. Kalau ketemu lapor saja sama polisi, kan beres. Resiko yang sampeyan maksud yang bagaimana?

Kang Gendon: Lho... saya saja tidak tahu nomor kantor polisi, lha wong tidak punya HP atau telphon kok. Saya malah takut kalau misalnya lapor dan akhirnya Nazaruddin ketangkap karena laporan saya, bisa-bisa hidup saya tidak tenang. Pasti tiap hari jadi berita, di cari sama wartawan, lapor sana-sini, jadi saksi, atau yang lebih menakutkan lagi, keselamatan saya bisa terancam, karena mungkin saja "teman-teman" atau keluarganya tidak terima. Biar saja pihak-pihak yang berkompeten yang mengurusi, atau silahkan orang lain yang mau ikutan sayembara ini bisa berusaha semaksimal mungkin biar dapat memenangkan hadiah ratusan juta rupiah, kalau saya mau buruh saja, Pakde...

Pakde Sastro: Cukup beralasan, Kang. Lihat perkembangannya saja, kalau pun tidak terselesaikan kasusnya, ya kebangetan. Aku tak pulang dulu Kang, mau hujan...

Kang Gendon: Nggih Pakde... sama hujan saja takut kok mau ikutan sayembara ha..ha..ha.. Seloroh Kang Gendon disambut tawa keduanya. Dan Pakde Sastro pun bergegas meninggalkan Kang Gendon sendirian..

Bagikan artikel ini

25 comments

  1. wah aku mending milih diem Kang andai ketemu Nazaruddin.. takut belakangnya hehe. kalaupun ketangkep saya malah pesimis kasuse malah enggak tuntas.. itu kan dah budaya di sini kang, enggak pernah tuntas menyelesaikan masalah orang gede

    ReplyDelete
  2. kayaknya nyanyian nazarudin makin seru aja niy, pake bawa2 nama anas urbaningrum sama KPK segala. sy makin ngeri aja liat permainan kotor politikus negeri ini, masak uang APBN dibagi2 buat pemenangan kursi ketua partai... sumpah ngeri banged saya

    ReplyDelete
  3. @Lozz Akbar: iya Kang, belajar pada pengalaman. yang namanya lapor soal mencontek massal saja sampai begitu psnjang kasusnya, apalagi ini yang sudah kelas berat hehe..

    @Baha Andes: lapor saja sama kedubes Indonesia di Malaysia mas hehe..

    @rosie: saya turut prihatin, Mbak.. :)

    ReplyDelete
  4. Ada benernya, jadi lebih baik bungkem?
    kalau bungkem brarti kita ikut mendukung kebebasan koruptor? Dua pilihan yang sebenarnya ngga sulit, cuma kita sering dihantui rasa takut :)

    ReplyDelete
  5. Nazarudin di mana-mana, nazarudin mana yang mau ditangkap. Salam kenal dari sesama blogger bengawan.

    ReplyDelete
  6. @Kaget: memang membantu pemberantasan korupsi itu penting, dan mungkin sebuah keharusan, tapi kalau motivasinya semata karena kepingin dapat hadiah, itu yang mungkin perlu di koreksi hehe

    @kang nur: Nazaruddin yang sering muncul di TV itu lho hehe..
    Salam kenal..

    ReplyDelete
  7. wah ceritanya bikin penasaran bro, kira2 ending obrolannya, nazaruddin bisa ketangkep ga, trus kalo bisa nangkep bagi2 yah hadiahnya!. salam kenal bro..!

    ReplyDelete
  8. hehehehe, sungguh memang dilema yang begitu besar & semoga aja benar2 terselesaikan & tidak menglarut & menghilang

    ReplyDelete
  9. Lucu juga kalau dijadikan sayembara ya Mas.. hehe..

    ReplyDelete
  10. @achmad taher: ketangkep nggak ya?, entahlah, tunggu saja perkembangan selanjutnya :D
    salam kenal..

    @Obat Tradisional: ikut saja, mau tembak nazaruddin? memangnya punya tembak ya? hehe

    @Arief Bayoe: semoga saja demikian mas..

    @Masbro: yah.. begitulah kenyataannya mas.. :)

    ReplyDelete
  11. Wah bner Kang gendon, cari slametnya aja dripada 150 juta.

    ReplyDelete
  12. Sesuatu yg lucu dimn dah ada GPS malah pake sayembara,,,,,,'''

    ini bukti ketidak tegasan pemerintah...

    klo saya sih mending bang nazar lanjut lagi nyanyi nya....

    ayo kang 3-4 lagu lagi..buat Si Buya mati gara2 setressss

    ReplyDelete
  13. @Sugito Kronjot: seperti kata pepatah: biar lambat asal selamat hehehe..

    @Dhymalk dhykTa: entahlah, yang pasti sayembara itu bener-bener ada.. :)

    ReplyDelete
  14. saya bawa nazarrudin yang abang becak deket rumah saya, dikasih 150 jt kagak ya? :)

    sempatkan juga mengunjungi website kami di http://www.hajarabis.com
    sukses selalu!!

    ReplyDelete
  15. Huahahaha.... bener kang, yg ada malah hidup kita yg gak tentrem karena tiap hari diuber wartawan, tapi klo denger ada yg mau bayar untuk nazaruddin aku malah jadi mikir adakah yg mau bayar untuk nangkep anas? secara Nazaruddin belum tentu salah juga kan? hhe.... :)

    ReplyDelete
  16. @hajarabis: apakah perlu saya jawab? :D

    @Ferdinand: apakah sampeyan berani bayar? sebelum nazaruddin ketemu danterbukti tidak bersalah, mungkin masih banyak yang beranggapan kalau dia salah hehe..

    ReplyDelete
  17. heh...kok habis baca ini , malah jadi menghela nafas ya ,Mas.
    dan, banyak pertanyaan yg muncul, apakah intel kita gak mampu utk ikut membantu mencari Nazaruddin ini?
    apakah hrs di sayembarakan, agar perhatian publik lagi2 teralihkan? seperti kasus2 besar sebelumnya yg berhasil dialihkan?
    hedeh hedeh kok malah jadi beribet begini yaaaa....
    salam

    ReplyDelete
  18. menangkap teroris saja bisa, kenapa menangkap nazaruddin harus pakai sayembara ya?... :(

    ReplyDelete
  19. @bundadontworry: itulah Bunda, kenapa Kang Gendon dan Pakde Sastro merasa heran. Mungkin juga ini adalah wujud ketidak percayaan pada pihak2 yg terkait.
    Salam

    @Edit Notes: memang terasa aneh.. tapi itulah kenyataannya :(

    ReplyDelete
  20. hebat nazarruddin...cerdas sekali menumpangi media menjadi alat permainannya.

    ReplyDelete
  21. sehebat-hebatnya Nazarudin, hatinya pasti dalam kesempitan karena harus hidup dalam keterbatasan ruang gerak. walo belum tertangkap tapi sesungguhnya dia sudah terpenjara di dunia ini

    ReplyDelete
  22. Anonymous23 July, 2011

    ga tau lah pak, saya malah males liat beritanya...

    serahkan saja pada ahlinya dan memohon pada Allah agar bangsa ini dijauhkan oleh orang2 yang hatinya kotor....

    ReplyDelete
  23. Anonymous23 July, 2011

    kalau saya sih, makin diberitakan makin sebel dengar tentang Nazarrudin. Kok pada nggak tau malu, negara ini diekspos sedemikian rupa oleh media dan disebarkan kebodohannya hingga ke mana - mana. Mbok ya mikir.

    ReplyDelete
  24. @Mas Coro: entahlah, soal wawancara di metro itu masih banyak yang meragukan kebenarannya..

    @Djangan Pakies: bukan hanya Nazaruddin, Kang.. mungkin juga "teman-teman"-nya :D

    @mabrurisirampog: ikuti saja kabar selanjutnya mas, moga-moga bisa tuntas ke akar-akarnya..

    @masjiir: saya juga bosen ngikuti, paling hilang lagi kabarnya, seperti yang sudah-sudah :(

    ReplyDelete
  25. Nazarudin?... hmmm... no comment deh, puasa soalnya, hehehe... met kenal, ijin follow ya...

    ReplyDelete