Kang Gendon Kecelakaan - Sukadi.net

January 26, 2012

Kang Gendon Kecelakaan

Berhati-Hatilah, Jangan Méndhém Saat Berkendara

Sepulang dari sawah, Kang Gendon mengalami kecelakaan, dia terjatuh ke saluran saat naik sepeda, masalahnya dia menghindari mobil yang hampir saja menabraknya. Untung saja dia tidak mengalami luka yang cukup berarti, hanya lecet sedikit pada sikunya.

Untungnya sopir yang cukup bertanggungjawab tersebut berhenti, dan coba membantu Kang Gendon. Dengan sumpah serapahnya Kang Gendon memaki sopir mobil yang ternyata seorang pemuda. "Sampeyan kalau tidak bisa nyopir mendingan naik angkot saja". Sergah Kang Gendon, dongkol. "Maaf pak, saya lagi mabuk", sahut pemuda itu, mengelak. "Loh, sampeyan méndhém?, ngepil?", lanjut Kang Gendon. "Anu, pak, bukan mabuk itu, saya mabuk kendaraan", jawab pemuda itu dengan sedikit malu-malu.

Kang Gendon sedikit mereda emosinya setelah mendengar alasan pemuda itu, dalam hati dia mau tertawa mendengar pemuda segagah itu mabuk kendaraan. "Ya sudah, kalau sampeyan mabuk kendaraan, jangan nyopir, jadi penumpang saja, jangan sampai membahayakan nyawa orang lain", tegas Kang Gendon. "Iya, pak, saya minta maaf, memang tidak biasanya saya seperti ini, mungkin karena terlalu lelah karena habis menempuh perjalanan jauh", jelas pemuda itu. "Memangnya sampeyan dari mana?". "Dari Jember, pak".

Kang Gendon tidak ingin memperpanjang masalah, dengan meringis menahan rasa sakit dan perih pada luka di sikunya, dia segera berdiri dan berniat melanjutkan perjalanannya. "Ya sudah, saya tidak ingin memperpanjang masalah, sampeyan teruskan saja perjalanan, kalau sampeyan tidak hati-hati, tanggung sendiri resikonya". "Iya, pak, terimakasih", pemuda itu lalu merogoh sakunya, sambil menyalami Kang Gendon dia menyertakan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada Kang Gendon, "ini ada sedikit uang buat berobat, pak".

Kang Gendon tidak banyak reaksi, sebenarnya Kang Gendon ikhlas dengan halangan yang baru saja dia alami, dengan nada menolak Kang Gendon mengembalikan uang tersebut, "sampeyan tidak usah repot-repot, masih beruntung saya tidak sampai luka parah bahkan meninggal, saya tidak ingin menjadikan peristiwa ini sebagai ajang cari untung". Pemuda itu sedikit terheran, baru kali ini dia menemukan orang yang terlihat "aneh", tapi dia tidak kalah, uang yang dikembalikan tadi lalu dimasukkan kedalam saku baju Kang Gendon, "maaf pak, saya ikhlas, ini bukan buat bapak, ini untuk mengobati luka dan penebus rasa bersalah saya, diterima saja, saya ikhlas, terimakasih, pak, assalamualaikum....".

"Walaikumsalam....". Kang Gendon tak lagi bisa menolak, dia memandangi pemuda itu yang mulai menyalakan mesin mobilnya. Kemudian dia teringat tentang berita mengenai kecelakaan yang menewaskan banyak orang, hanya karena kesalahan sopir yang méndhém dan ngoplo. Yang tidak kalah mencuat, adalah ingatan Kang Gendon pada rencana kedatangan tamu dari Jember yang hendak melamar anaknya, Ningsih. Dengan menahan rasa yang tidak karuan, dia bergegas pulang kerumah dengan sepedanya...

Bagikan artikel ini

41 comments

  1. kalau lagi mendhem dalam arti apapun sebaiknya memang menjadi penumpang saja mas.
    Kalau nekad nyetir takutnya nanti malah anak orang yang menjadi korban.

    ReplyDelete
  2. @Dwi: Iya, Mas.. atau mendingan tidur saja dirumah dn tidak usah kemana-mana, daripada membuat susah orang lain.

    ReplyDelete
  3. Naik angkot diperkosa. Naik taksi dirampok. Naik bis dioper. Naik ojek panas. Jalan kaki ditabrak. Ok gue tidur aja dirumah. :p

    ReplyDelete
  4. ceritanya menggantung.. penasaran sama kelanjutannya, jangan2 tamu itu adalah..... hehe..

    ReplyDelete
  5. jangan2 pemuda itu yg mau melamar ningsih pak.. heheheh..
    yups bener, jangankan mendhem minuman, lelah saja seharusnya ga boleh nyetir, istirahatlah. :D

    ReplyDelete
  6. waduh jangan jangan itu lelaki yang akan melamar mbak ningsih..
    wah indah ceritanya..
    ...

    ReplyDelete
  7. mampir juga bapak dan rekan lainnya..
    di ardiansyah-nomore.blogspot.com

    ReplyDelete
  8. @Majalah Masjid Kita: Silahkan, tapi hati-hati, siapa tahu nanti kebanjiran :D

    @Irma Devi Susanti: Nantikan saja, Mbak.. sebenarnya cerita Kang Gendon ini selalu terkait satu dengan yang lain, semua ada di label Ngudarasa :)

    @Mabruri: hmmm.. tak pikir dulu mas, enaknya nanti gimana.. :)
    bukan hanya mendhem dan lelah, tapi juga telfon/SMS tidak boleh berkendara :D

    @Ardiansyah: bisa jadi, mas.. terimakasih :)

    ReplyDelete
  9. Jadi teringat dengan kecelakaan maut yang diakibatkan oleh Afriyani Susanti. :)
    Apakah terinspirasi dari situ?

    ReplyDelete
  10. Dapat pelajaran dari sini bagaimana caranya minta maaf nih...

    Thanks ceritanya Mas :)

    ReplyDelete
  11. @dany6habibi: ada sebagian inspirasi yang datang dari kisah tragis tersebut :)

    @Ipras: sama-sama, Mas :)

    ReplyDelete
  12. Ha ha ha....aku sedang ikut tertawa bersama Kang gendon, bukan mentertwai Kang Gendon yang jatuh ke sawah tetapi mentertawai kok ada sopir yang mabuk kendaraan he he he....tp cerita Mas Sukadi sangat memiliki makna yang dalam meski disampaikan dengan gaya yang kocak. Sosok Kang gendon dan sang sopir adalah tauladan buat agar bertanggung jawab dengan perbuatan kita. Bukan lari dari tanggung jawab. Kira-kira begitukan mas sukadi...

    ReplyDelete
  13. Memang harus hati-hati, kisah Kang Gendon ini menyimpan kandungan pesan yang sangat dalam, meski penyampaiannya sedikit guyon hehe

    ReplyDelete
  14. jiyahahaha kok orang Jember kang haahaha

    salam gawe Ningsih yo kang.. :)

    ReplyDelete
  15. @Si Kompi: semoga saja ada hikmah yang bisa dipetik dari cerita ini :)

    @DiJava: hati-hati dan hati-hati :)

    @Lozz Akbar: tunggu saja kelanjutannya, Kang.. kasihan Ningsih yang nunggu tamu dari Jember, katanya setelah bulan sebelas tapi belum datang-datang hehe..

    @Kumpulan: hanya cerita

    @Siembah: ya, hati-hati

    ReplyDelete
  16. Gan Link agan sdh saya pasang di blog saya , Silahkan di cek .. Tolong di link balik ya gan ... Thank's ..

    ReplyDelete
  17. unik ya ceritanya...
    btw,yang nabrak kang gendom itu tamunya ya?#penasaran

    ReplyDelete
  18. @bandar: terimakasih :)

    @Atma Muthmainna: dalam cerita ini dia bukan tamunya, tidak tahu dalam cerita Kang Gendon berikutnya :D

    ReplyDelete
  19. He, tak kira yang nabrak itu tamunya.
    Tapi komen mas sukadi di atas bukan ternyata :D

    ReplyDelete
  20. @Una: nama dan cerita bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung ide dan kemauan penulisnya :D

    ReplyDelete
  21. Anehnya SIM begitu mudah dikeluarkan di daerah saya, padahal sebenarnya test fisik dan psikologi pantas diterpakan. Jadi kejadian seperti 'Xna maut' tak terulang lagi.

    Apa bisa diterapkan begitu di negeri ini?

    ReplyDelete
  22. emang bahaya kalau dah mendhem

    ReplyDelete
  23. kalau lagi mendem sebaiknya tunggu sampai sadar 100% dulu baru bisa menyupir supaya menghindar hal2 yang membahayakan diri sendiri & pengguna jalan lain

    ReplyDelete
  24. Assalamu'alaikum Kang,
    hal-hal tak terduga seringkali menghampiri kita, dan dengan cara itulah akan memberikan bekas yang bermakna. Maka jika pemuda itu calon menantu yang datang dari Jember, tentu akan memberikan sebuah catgatan tertentu di hati Kang Gendon maupun si mabuk kendaraan.

    ReplyDelete
  25. iya gan, mending kalo mabuk ga naik motor, temen ane aja seminggu yang lalu mati gara2 mabuk trus nabrak tiang

    ReplyDelete
  26. emang kalau mau nyopir badan harus fit apalagi jarak jauh...

    ReplyDelete
  27. haha gak bisa lama-lama kena ac jadi mabuk kali haha :D podo ambek aku

    Ditunggu kunjungan baliknya ke http://articles.century21.co.id

    ReplyDelete
  28. Ada Banyak makna yang terkandung disni,
    Bagus Mas ceritanya,
    di tunggu cerita lainnya ya ....

    ReplyDelete
  29. bagus ih ceritanya... :D
    di tunggu cerita Kang Gendon Kecelakaan Part II nya.. :D

    ReplyDelete
  30. Ningsih itu kan nama saya kang hihihih....*tersipu malu

    ReplyDelete
  31. your post is nice.. :)
    keep share yaa, ^^
    di tunggu postingan-postingan yang lainnya..

    jangan lupa juga kunjungi website dunia bola kami..
    terima kasih.. :)

    ReplyDelete
  32. mendem, mabuk, ngoplo apa ngepil lebih baik dilakukan di rumah atau kost masing2 aja..
    jgn sampe merugikan orang lain

    ReplyDelete
  33. Jangan-jangan pemuda itu yang dari Jember??? Cek cerita selanjutnya ah. Menarik. Bisa seperti sinetron ini.

    ReplyDelete
  34. cerita tentang pengalaman yang bagus..
    sungguh bermakna sekali...

    ReplyDelete
  35. postingan yang sangat menarik :)
    sangat bermanfaat.. ^_^
    keep posting yaa..

    ingin barang bekas lebih bermanfaat ?
    kunjungi website kami, dan mari kita beramal bersama.. :)

    ReplyDelete
  36. your post is nice.. :)
    keep share yaa, ^^
    di tunggu postingan-postingan yang lainnya..

    jangan lupa juga kunjungi website dunia bola kami..
    terima kasih.. :)

    ReplyDelete
  37. Saya juga dari Jember Kang Gendon, maaf kalau saat saya juga lagi mendhem. Lagi pusing kesasar ke sini atau keberuntungan yach kang....

    ReplyDelete
  38. Dalam arti jaw tuh menthem udah gk bisa gerak apalagi jalan,, mudah kata "Ndlosooor" gitu deh
    keep update

    ReplyDelete
  39. Keihklasan selalu membuat kita belajar untuk baik gitu aja

    ReplyDelete
  40. itu cerita nyata ga ya..?mabuk kendaraan..?lucu juga seorang pemuda bisa mabuk kendaraan nyupir lagi..?mending jd penumpnag saja.. ceritanya lucu..

    ReplyDelete