Harga BBM Naik, Harga Kebutuhan Naik, Gaji?
Saya turut prihatin.... Ternyata tak seperti yang saya bayangkan, kenaikan harga BBM yang baru seumur jagung sudah membawa dampak yang lumayan signifikan dalam keseharian saya. Betapa kini saya rasakan dampak kenaikan harga BBM begitu "menyesakkan", perlahan namun pasti, harga-harga kebutuhan lain juga ikut naik. Tak mengherankan memang, sudah sesuai dengan rumus matematika, kalau biaya operasional naik otomatis harga-harga juga naik, dan ini yang tidak enak.
Dampak Kenaikan Harga BBM |
Pada akhir-akhir ini, saya perhitungkan bahwa biaya kebutuhan bensin untuk satu minggunya lumayan berat di kantong, dulu saat harga bensin masih Rp. 4.500, kebutuhan dalam satu minggunya kurang lebih Rp. 30.000, namun kini setelah bensin harganya menjadi Rp. 6.500, kebutuhan dalam satu minggunya kurang lebih menjadi Rp. 50.000. Itu baru satu hal saja, belum lagi untuk kebutuhan makan sehari-hari, karena kebetulan saya makannya di warung.
Sebagai contoh, saat BBM harganya belum naik, harga makanan untuk menu sop+tempe goreng 2+teh manis hanya Rp. 8.000, namun setelah BBM naik, dengan menu yang sama harganya menjadi Rp. 9.000. Itu baru satu menu pada satu warung, saya masih kurang memperhatikan menu makanan lain, tapi saya yakin mungkin tak jauh beda.
Ditengah permasalahan harga-harga yang naik, saya dan banyak rakyat Indonesia merasa belum mendapatkan kompensasi secara langsung atas naiknya harga BBM. Saya tak bermaksud meminta bantuan semacam BLSM yang sedang ramai karena banyak yang tak tepat sasaran, saya juga tak meinta jatah raskin, harga-harga sudah melambung naik, tapi gaji juga belum naik, ini yang saya maksud. Sangat beruntung mereka yang sudah mendapatkan kenaikan gaji atau tunjungan, beruntung pula yang mendapatkan gaji ke-13 atau kompensasi lainnya.
Sebenarnya tak soal kalau misalnya hanya harga BBM saja yang naik. Yang menjadi persoalannya adalah dengan kenaikan harga BBM semua kebutuhan juga ikut naik, sedangkan gaji atau pendapatan entah kapan akan naik. Tak perlu bermanis kata, kalau disuruh memilih maka saya memilih harga BBM tidak naik. Kalau banyak yang menghujat pemerintah, mungkin itu bagian dari luapan tekanan hidup, anggap saja itu hal yang wajar. Mungkin perlu dicatat, jangan salahkan kalau misalnya banyak rakyat yang apatis dengan banyak hal, tak perlu "diperjuangkan", rakyat sudah terbiasa berjuang sendiri untuk mempertahankan hidupnya.
8 comments for "Harga BBM Naik, Harga Kebutuhan Naik, Gaji?"
Nasi aja uda naik 2rb satu bungkus bahkan kalau dihitung2 gaji sekarang kayaknya lebih kecila dibandingkan yang dulu.
Semoga saja semua kembali normal, pendapatan bisa mengimbangi kenaikan harga kebutuhan pokok. amin
Akibatnya kebijakan yg diambil ya cuman berdasarkan hasil itung-itung diatas kertas saja, tanpa survei ke lapangan dan merasakan langsung penderitaan rakyat.
Jadi teringat kebiasaan Umar Ibn Khattab, tapi yaa sudahlah.. tak bisa kita bandingkan.
:)
Itu baru satu poin, belum lain lain seperti yang bos utarakan di artikel di atas.