Anak Tidak Lebih Berharga Dibanding Dengan Harta?

Mengena banget. Kurang lebih demikian pendapat saya setelah membaca kata-kata renungan dalam gambar yang dibagikan oleh teman saya di facebook. Demikian:

Seorang anak kecil yang polos bertanya kepada Ibunya.
A: Ma.. Apakah mau menitipkan tas mama yang berisi uang dan perhiasan kepada pembantu?
M: Tentu saja tidak, Nak. Mama gak percaya dia
A: Tapi Ma.. Kenapa Mama menitipkan aku ke dia?
Ya. Apa yang patut menjadi bahan perenungan, terutama bagi saya yang baru belajar menjadi orang tua. Tentu saja hal ini akan menjadi pro kontra, wajar, karena memang tidak semua orang sependapat dengan hal tersebut. Namun demikian, tetap saja tak butuh pembenaran atas pendapat masing-masing orang, karena jawaban yang terbaik adalah yang sebenarnya tersimpan dalam hati yang paling dalam.

Saya pernah mendengar cerita, perempuan teman sekerja dengan saya yang keluar dari pekerjaan karena merasa tidak sanggup melihat "perlakuan" anaknya. Sejak masih bayi, si anak diasuh oleh pembantu, karena kedua orang tuanya semua bekerja. Berangkat pagi, pulang malam, adalah hal yang biasa. Sehingga si anak tak sempat merasakan kasih sayang seorang ibu sepenuhnya.

Hari demi hari berlalu, beberapa tahun si anak diasuh oleh pembantu. Yang membuat teman saya tersebut merasa tidak kuat adalah "perlakuan" si anak, karena lebih menganggap si pembantu sebagai orang tuanya. Ketika pembantu pulang atau hendak pergi, si anak menangis, padahal ada ibunya. Ketika si anak menangis, pembantu yang bisa menenangkannya. Demikian, termasuk dalam hal-hal lainnya. Hal tersebut yang membuat teman saya akhirnya tidak kuat, dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan. Untuk beberapa waktu dia lebih memilih untuk merawat anaknya.

Cerita yang saya utarakan diatas barangkali hanya sebuah contoh, dan mungkin saja tidak sama dengan anak-anak serta orang tua lainnya. Melihat anak yang merasa lebih "memilih" ibu pembantu dibanding dengan ibu kandungnya bisa jadi merupakan hal lumrah, bukan?. Karena hampir sepanjang hari si anak diasuh oleh pembantu, apalagi kalau si pembantu merawat si anak seperti anaknya sendiri. Mohon jangan diperdebatkan, mari kita renungkan saja maksud yang terkandung dalam kata-kata diatas, ingatkan kalau saya keliru. Saya yakin dan saya percaya, sebagian besar (hampir) semua orang tua menganggap anak lebih berharga dibanding dengan harta. Demikian, bukan?.

9 comments for "Anak Tidak Lebih Berharga Dibanding Dengan Harta?"

Comment Author Avatar
hmm..maksih renungannya, kadang kita terlalu terlena untuk mencari harta, tapi keluarga terutama anak jadi terabaikan
Comment Author Avatar
ya pada dasarnya kita semua serbasalah. jika tidak berkerja dan mempunyai penghasilan yang pas-pasan tapi kebutuhan hidup selalu meningakat? mau bagaimana lagi?
Comment Author Avatar
hm.. masuk akal juga ya.. selama ini kita terlalu terlena dengan meninggalkan hal2 yang merepotkan dan lebih termotivasi untuk karir,uang dan masa depan.. sungguh banyak hal yang lebih berarti dari itu semua, semoga tuhan tidak menguji dengan cara mengambil hal2 yang berharga itu sehingga kita terlambat menyadari.. terima kasih atas pencerahannya
Comment Author Avatar
artikel yang bagus :)
Comment Author Avatar
Makasih atas infonya, sangat menginspirasi saya agar lebih baik lagi jadi anak... hehehe
Comment Author Avatar
salam kenal, keren banget isi kontenya
Comment Author Avatar
Anak bagiku segalanya mas.. hehehe... banyak artikel yang bermanfaat
Comment Author Avatar
maksih untuk menginspirasi buat org tua zaman sekarang