Sebesar Besar Keakuratan Kalkulator BMI Mengukur Tubuh Ideal?
Kalkulator BMI menjadi salah satu alat yang banyak digunakan dalam mengukur apakah berat badan ideal atau tidak. Namun, banyak ahli juga yang mengatakan bahwa perhitungan berat badan metode ini tidak bisa dikatakan akurat, butuh beberapa metode lainnya yang harus digunakan untuk memperkirakan kondisi tubuh secara menyeluruh.
Ilustrasi. Image by happyveganfit from Pixabay.com |
Beberapa metode lain seperti perhitungan lingkar pinggang juga dikatakan bisa menjadi alternatif perhitungan berat badan. Bahkan banyak juga yang mempercayai metode ini lebih akurat daripada metode BMI. Nah, seberapa akurat perhitungan indeks massa tubuh atau BMI ini?
1. Keakuratan BMI dalam Mengukur Berat Badan Ideal
BMI menjadi metode yang sangat sederhana dalam menghitung berat badan seseorang, bahkan banyak dipakai oleh tenaga kesehatan. Namun demikian, metode ini belum bisa menunjukkan bagaimana kondisi kesehatan hanya dengan melihat angka yang dihasilkan dari kalkulator BMI ini.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam melihat status atau kondisi kesehatan seseorang, sehingga bisa dikatakan benar-benar ideal. Faktor-faktor tersebut seperti jumlah lemak tubuh, gaya hidup, pola makan, riwayat kesehatan, genetik, dan lain sebagainya.
BMI hanya membandingkan berat badan dan tinggi seseorang saja. Belum memasukkan perhitungan usia, massa otot, lemak, dan lain sebagainya. Sehingga BMI tidak bisa membedakan antara berapa persentase lemak dan otot dalam tubuh.
Dengan perhitungan tersebut tidak mampu memberikan kondisi yang valid pada beberapa kasus. Seperti contohnya pada atlet yang biasanya memiliki massa otot lebih besar daripada persentase lemak. Padahal persentase lemak yang terlalu rendah juga belum menunjukkan kondisi yang ideal pada tubuh.
Begitu juga pada ibu hamil yang secara otomatis akan bertambah berat badannya karena janin dalam rahim. Selain itu juga orang yang berusia lanjut juga cenderung memiliki berat badan yang rendah karena massa ototnya juga pastinya berkurang.
Kondisi kesehatan yang seharusnya juga menjadi faktor idealnya tubuh tidak bisa dibaca secara akurat dari perolehan kalkulator BMI ini. Hal itu ditunjukkan pada persentase lemak tubuh yang terletak pada bagian perut. Orang dengan tipikal perut bentuk apel biasanya cenderung mempunyai resiko lebih besar dalam mendapatkan penyakit kronis.
Dari berbagai penelitian menyatakan distribusi lemak, serta waktu mulai timbulnya obesitas juga sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan. Seseorang yang mengalami obesitas di masa muda akan mempunyai resiko lebih tinggi terhadap kesehatan.
Dengan berbagai macam analisa tersebut banyak ahli mengatakan bahwa perhitungan lingkar pinggang mampu membaca kondisi tubuh lebih akurat daripada BMI. Misalnya pada kondisi seorang pria dengan lingkar pinggang lebih dari 90 cm, atau wanita lebih dari 80 cm. Meski angka BMI menunjukkan kategori yang ideal, ternyata tetap memiliki resiko penyakit. Seperti resiko diabetes tipe 2, kolesterol, tekanan darah tinggi, dan jantung.
2. Kenapa BMI Tetap Dipakai?
Jawaban dari pertanyaan ini adalah karena perhitungan BMI sangat mudah, cepat, dan murah. Cara ini digunakan sebagai perhitungan sederhana dalam memetakan sebuah populasi besar secara cepat. Sehingga akan menghasilkan berbagai macam kategori yang secara cepat mampu membaca kondisi masyarakat.
Sebenarnya ada beberapa metode lainnya yang lebih akurat untuk digunakan dalam melihat kondisi kesehatan seseorang. Beberapa metode tersebut seperti lingkar pinggang, persentase lemak tubuh, CT Scan, MRI, DEXA scan, kadar leptin, dan beberapa metode lainnya.
Itulah mengapa perhitungan dengan menggunakan kalkulator BMI tidak bisa dijadikan acuan utama dalam melihat status kesehatan. Ada banyak faktor lain yang masih harus dipertimbangkan untuk menentukan resiko kesehatan seseorang. Hanya saja, penggunaan BMI ini menjadi efektif dalam memetakan kondisi populasi dalam skala lebih besar.
Post a Comment for "Sebesar Besar Keakuratan Kalkulator BMI Mengukur Tubuh Ideal?"
Post a Comment