Menanti Kala Kunanti

Kabut pekat menyimpan segenggam butir
Pasir, menebar di pelupuk
Mata, terbutakan sepi yang mencongkel kebebalan akal
Ku, tak luput
Kau, menantikan hujan mengenang dan menenggelamkan dahaga
Kita, terdiam dalam sapuan gelombang
Menanti, kau atau aku yang akan terapung
Tak berdaya, angan menerawang masing – masing
Kita

Slawi, 19 Mei 2008

12 comments for "Menanti Kala Kunanti"

Comment Author Avatar
sedikit bingung dan sedang coba mencerna >.<
Comment Author Avatar
kayak judul lagu judul postingan mu hehehe :)
Comment Author Avatar
menanti paling nggak suka dalam hidupku, apalagi menanti yang nggak pasti...

puisinya keren bro..
Comment Author Avatar
Ini termasuk puisi juga kan gan?
Comment Author Avatar
Dulu, puisi mas, bernuansa sepi...kedinginan saya bacanya :)
Tapi tetap indah...
Comment Author Avatar
wiw berkunjung hihihi bahasanya membingungkan ya ;p semangat semangat.
Comment Author Avatar
Saat seperti itu
Kelak, Aku hanya ingin sama-sama terapung
Meski penantian itu tak pernah usai
Seperti sajak yang tertulis di pasir pantai
Tak pernah selesai
Sebab ombak selalu datang untuk menghapus
Comment Author Avatar
wuiihh.. kereenn puisinya ^^

saling menanti...
entah kau atau aku yang kan beranjak tuk meraih mimpi..
mimpi kita...
Comment Author Avatar
saling menanti dan menanti...
tak kan pernah berujung...
terapung, karena tak satupun yang datang menjemput...
Comment Author Avatar
hem... butuh membaca berulang-ulang nih mas biar semakin paham...