Kutuk Marani Sunduk - Sukadi.net

February 2, 2011

Kutuk Marani Sunduk

Mungkin ada sebagian dari kita (terutama orang jawa) sudah pernah mendengar peribahasa jawa kutuk marani sunduk, yang artinya, mendekati bahaya. Disengaja maupun tidak, pastinya kita pernah mengalami hal ini.

Sedikit cerita, tadi saya menyaksikan langsung sebuah kejadian dimana peribahasa jawa ini terjadi. Ketika saya melintas disebuah jalan, ada 2 orang polisi yang sedang menilang mobil box yang melanggar rambu lalu lintas. Memang, biasanya mobil bebas dan aman-aman saja ketika melanggar rambu lalu lintas di jalan itu. Sebenarnya di mulut jalan sudah terpampang rambu bahwa mobil tidak boleh lewat di jalan itu.

Saat 2 orang polisi sedang memeriksa kelengkapan surat-surat mobil, tiba-tiba saja muncul sebuah mobil dari arah yang sama. Tanpa perlu repot-repot mengejar, langsung saja polisi itu menyuruh mobil untuk menepi. Nah, untuk kelanjutannya bagaimana, saya kurang tahu, tilang atau damai itu menjadi urusan mereka... :D

Dari sedikit cerita diatas dapat disimpulkan bahwa peribahasa jawa kutuk marani sunduk terjadi karena ketidak sengajaan, dan itu umum terjadi. Tapi, ada juga sebagian orang yang dengan sengaja menantang bahaya, entah karena terpaksa, nekad, atau memang mereka berjiwa pemberani. Pastinya, semua punya konsekuensi masing-masing.

Apakah Anda juga punya pengalaman seperti peribahasa kutuk marani sunduk?

Bagikan artikel ini

14 comments

  1. karena hidup memang perlu adanya spekulasi, biasanya istilah "mendekati bahaya" itu terkadang sengaja atau tak sengaja memang sering terjadi di dalam kehidupan.

    Dulu waktu masih jadi fasilitator ya sering juga sob. Terkadang mau tidak mau aku harus pergi sendirian di waktu malam ke desa yang nota benenya pada saat itu sedang rawan karena panceklik...

    Banyak terjadi perampokan dan penodongan sampai pembunuhan di sana, semua warga desa cemas akan hal itu. Tapi karena kebutuhan program sangat mendesak.. ya aku tetap harus ke sana,,, karena aku yakin Allah yang akan menjaga ku....

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alaikum Kang
    sama kemarin di depan rumah sudah jelas berjejer beberapa polantas mengadakan razia, ndilalah ada aanak SMP naik motor ndak pake helm, ngebut dan tentu saja ndak punya SIM. langsung tanpa 2 bocah ingusan ini mendapat surat tilang

    ReplyDelete
  3. Kebanyakan nekat yo mas...sok berani....trek-trekkan naik motor atau mobil...biar dikira hebat padahal menentang maut...seandainya malaikat izroil punya nafsu mungkin berkata "mmm ada yang menawarkan nyawa ni padaku"....he he he h

    ReplyDelete
  4. @Nyayu Amibae: Dalam 'keterpaksaan' terkadang hal-hal diluar logika bisa kita lakukan. Hanya berserah diri pada Pemilik Kehidupan menjadi senjata untuk menaklukkan perasaan takut dan was-was.

    Memang sekarang sudah tidak jadi fasilitator, Mbak? :)

    @Djangan Pakies: Walaikumsalam Wr Wb
    Yang seperti itu sudah biasa Kang, bukan lagi nekad, tapi ngawur... :D

    @Manajemen Emosi: Resiko ditanggung penumpang, Mas..he..he..

    ReplyDelete
  5. Wah, kebetulan tadi pagi di depan komplek rumah Denuzz ada razia besar-besaran... Dan Denuzz gak menganut paham itu, dengan santai Denuzz berangkat ke tempat kerja lewat jalan belakang... hehehe...

    Salam sayang dari BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...

    ReplyDelete
  6. this is not fair. kemaren aku belok ke kiri di perempatan grogol, disuruh berhenti. katanya ngga nyalain lampu. aku kasih sepuluh ribu aja. padahal harusnya tuh para penyeberang jalan ditilang semua! mereka yg bikin perempatan grogol macet.

    ReplyDelete
  7. Ya bener kata mba Amibae, kadang kita memang perlu mendekati bahaya, terlebih bagi spekulator yang kerjaannya deket-deket sama hal-hal yang berbau bahaya. Kayak nyamuk om, cari nafkahnya aja harus bertaruh nyawa ....

    ReplyDelete
  8. Waduh...kyknya sy salah masuk blog ini... :D

    Mau cari konten smp :D eh malah ditilang...

    Semoga gerakannya berhasil.

    ReplyDelete
  9. kalau memang perlu ya gak masalah, toh kita tahu apa akibatnya. nantinya kita yang harus bertanggung jawab

    ReplyDelete
  10. @Denuzz: Berarti apa yang Denuzz lakukan adalah kutuh nglungani sunduk :D

    @heftymonk: karena mungkin tahu, kalau nilang bakal dapat uang 10 ribu... :D

    @Rubiyanto Sutrisnno: Ya, itu mungkin adalah sebuah konsekuensi dari sebuah pilihan...

    @Skydrugz: Maaf, Anda salah jalur.. :D

    @andinoeg: yang penting sudah siap dengan resikonya.. :)

    ReplyDelete
  11. OOT tapi bagus tuk di baca :

    Air dalam bertambah dalam
    Hujan di hulu belum lagi teduh
    Hati dendam bertambah dendam
    Dendam dahulu belum lagi sembuh

    lebih lengkap di
    http://patriadei.blogspot.com/2011/02/pantun.html

    ReplyDelete
  12. @Rulan: pantunnya bagus.. :)
    terimakasih

    ReplyDelete
  13. sengaja atau tidak segala kemungkinan bisa saja terjadi :)

    ReplyDelete