Merindukan "Kolam Susu"
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jalan cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupmu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkah kayu dan batu jadi tanaman
Banyak hal yang saya tafsirkan dari lagu Kolam Susu yang di nyanyikan oleh Koes Plus, diatas. Lirik yang begitu sederhana namun menggambarkan sebuah negeri yang begitu melimpah kekayaan alam dan betapa makmurnya negeri tersebut. Mungkin saja yang dimaksud itu Indonesia (pada waktu dulu), tapi saya tidak berani memastikannya.
Sebuah perbandingan terkadang diperlukan untuk megukur betapa jauh perjalanan, dan perubahan pasti saja terjadi. Kalau saja yang dimaksud dalam lagu tersebut adalah Indonesia (pada waktu dulu dan pada saat sekarang), betapa bahagianya hidup di negeri ini. Tapi, melihat kenyataan yang ada, rasa-rasanya kurang tepat kalau lagu tersebut bercerita tentang Indonesia (pada saat ini).
Anda lebih tahu tentang apa dan bagaimana negeri di mana Anda sekarang hidup, soal tafsir yang berbeda, itu adalah hal biasa. Hidup itu tafsir, beda sudut pandang beda pula penafsirannya. Merindukan "Kolam Susu", merindukan Indonesia yang gemah ripah loh jinawi.
Anda lebih tahu tentang apa dan bagaimana negeri di mana Anda sekarang hidup, soal tafsir yang berbeda, itu adalah hal biasa. Hidup itu tafsir, beda sudut pandang beda pula penafsirannya. Merindukan "Kolam Susu", merindukan Indonesia yang gemah ripah loh jinawi.
21 comments for "Merindukan "Kolam Susu""
karena itulah, sudah saya haramkan diri dan anak cucu saya untuk terlibat usaha yang mengeruk alam.
@ada-akbar: apakah kita tidak bersalah? :D
@pakde sulas: pengibarat yang masuk akal, Pakde. semoga bisa menjadi sebuah koreksi bagi kita bersama..
Itu nyanyian dulu, skrang rasanya udah ga pas !
semoga kita mau utk memulai lagi keindahan syair diatas utk masa depan ank cucu kita, paling tidak dgn menanam pohon dihalaman sendiri.
salam
@yuni cuti: hmm... semoga saja
@Sugito Kronjot: lagunya masih enak didengar sampai sekarang dan mungkin nanti Kang.. tapi untuk masalah kadungan makana dibalik liriknya, mungkin iya..
@bundadontworry: semoga saja ada perubahan, ada bukti nyata untuk perubahan.. dan buat orang2/pihak2 yang "paling menikmati" kekayaan Indonesia, semoga lekas sadar..
Salam
Ejawantah's Blog
@R. Indra: Anda lebih tahu jawabannya :D
Salam
salam persahabatan selalu dr MENONE
@Guusn: terimakasih kunjungannya. lalu, apa hubungannya dengan ketidaksukaan Anda pada musik? :D
@MENONE: siip... salam persahabatan.
pagi2 minum susu malam2 minum susu wah enaknya