5 cm, Cinta dan Luka

Intro:

Dapatkah engkau mencintai tanpa melukai?, mempersembahkan cinta dengan sepenuh hati, meskipun harus berjuang untuk menjadi "sempurna". Cinta dan luka terasa serupa, serasa bersekat tipis, hingga untuk merasakannya membutuhkan hati yang benar-benar saling bertaut. 5 cm?, ah, kurasa terlalu lebar, lebih sempit, lebih kepada pemahaman dimana hitam dan putih menjelma menjadi abu-abu.

Cinta dan luka itu tergantung sudut pandang, pemahaman dan soal suasana hati. Kemudian, aku ingat tentang sebuah kalimat bijak dari Khalil Gibran:

Cinta tak memberikan apapun kecuali keseluruhan dari dirinya, utuh-penuh, dia pun tak mengambil apa-apa kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tidak memiliki atau dimiliki, karena cinta telah cukup untuk cinta.

Betapa cinta begitu ikhlas dalam deskripsi tersebut, hampir sempurna seolah membebaskan ke-aku-an, namun bisakah?. Dapatkah engkau mencintai tanpa melukai?, dalam batas-batas sifat manusia, dalam keterbatasan setiap pemahaman.

*****

Alhamdulillah, sewaktu pulang kerumah ada sebuah kiriman datang, ya, sebuah novel yang dikirim oleh Mbak Diana karena kebetulan saya beruntung dalam acaranya Mbak Diana. Beberapa waktu yang lalu tulisan saya Mencintai Tanpa Melukai yang juga merupaka jawaban dari pertanyaan Mbak Diana mengenai mencintai tanpa melukai beruntung untuk mendapatkan sebuah novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro.

Meski belum sempat saya baca, tapi tak ada salahnya saya bagi kebahagiaan ini disini. Soal benar dan salah jawaban saya, biarkan hati kita masing-masing yang menterjemahkannya. Karena pertanyaan butuh jawaban, dan setiap jawaban pastilah benar menurut penjawabnya, meski belum tentu benar menurut orang lain hehe... Bagaimana menurut Anda?.

Refleksi Kaver:

"Impian, Cinta, dan Kehidupan".

Sederhana tapi luar biasa... ada dalam diri setiap manusia jika mau meyakininya.

Bayu Abdinegoro

(Graphic Artist)