Sumpah Pemuda: Apakah Hanya Sumpahnya Pemuda?
Hari ini, 28 Oktober, bertepatan dengan hari sumpah pemuda, banyak yang memperingati, tapi tidak bisa di bukukan tentang data pasti berapa banyak yang mengerti dan menghayati benar isi dari sumpah pemuda ini:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
25 comments for "Sumpah Pemuda: Apakah Hanya Sumpahnya Pemuda?"
Bagus ih videonya. *oot*
Deklarasi sumpah pemuda, sudah berpuluh2 tahun lamanya, tapi semangatnya, saya yakin masih ada pada ingatan para pemuda penerus bangsa.
semoga saja bukan hanya di ingatan, tapi juga pengaplikasian dan pemahamannya. :)
@socafahreza: semoga saja demikian :)
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
jadi:
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia.
dan sadar ato gak dari tahun2 lalu aku sering banget denger ikrar yg salah itu di stasiun TV swasta bahkan di baliho2 pinggir jalan... sepertinya sekarang2 ini SUMPAH PEMUDA emank cuma untuk diingat, dihafal dan dilupakan untuk diingat dan dihafal kembali ditahun depan kang.... menyedihkan...
Oiya saking semangatnya sampe lupa... met malem kang.... :) gimana kabarnya?
Suka kebolak balik antara bagian 1, 2 dan 3 :s
Soal teks yang berubah menurut saya mungkin menggambarkan betapa "tidak penting"-nya sebuah sejarah. Ada yang perlu diluruskan, bukan hanya soal teks, tapi juga soal pemahaman makna sumpah pemuda itu sendiri.
Sumpah pemuda secara konteks memang melibatkan langsung generasi muda, tapi, bukan berarti genarasi tua tidak punya kewajiban yang sama. Perlu dipertegas, SUMPAH SEMUA GENERASI!.
Terimakasih, Kang :)
@Lozz Akbar: mari kita cari jawabannya bersama-sama Kang :)
@ebook gratis: mungkin saja demikian
@free software: maju terus :D
@Djangan Pakies: Walaikumsalam, Kang. tidak apa-apa telat, terimakasih sampeyan sudah menyempatkan kesini. Entahlah, terkadang saya bingung juga, apakah gembar gembor soal peringatan hari sejarah itu hanya sebuah formalita saja, karena dalam nyatanya semua seperti angin lalu.
@mulimeter digital: ya, harusnya demikian.