Emha Ainun Nadjib Dan Jejak Tinju Pak Kiai - Sukadi.net

July 22, 2012

Emha Ainun Nadjib Dan Jejak Tinju Pak Kiai

Entah, sudah semenjak kapan pastinya saya kurang begitu mengingatnya, saat saya mulai "mengenal" beliau, entah lewat buku, atau mungkin lewat sebuah acara di televisi swasta. Tak penting, saya tak mementingkan waktu kapannya, namun saya ingat tentang beberapa kata yang hingga sekarang masih melekat, Emha Ainun Nadjib, beliau yang saya maksud.

Saya pernah mempunyai salah satu buku beliau yang kalau tidak salah terbitan tahun 1994, judulnya Do'a Mohon Kutukan, namun entah dimana sekarang keberadaan buku tersebut, saya tidak tahu. Semenjak saya membaca buku tersebut, saya merasa tertarik dengan pemikiran dan karya-karya beliau.

Dulu, waktu masih sering ke Jogja, saya dengan mudah menemukan buku-buku dari Emha Ainun Nadjib, saat ke Gramedia atau toko buku yang lain biasanya karya-karya beliau hampir selalu ada. Tapi, ketika itu saya merasa belum "siap" hingga tak sempat membeli. Kini, saat hasrat untuk memiliki itu timbul, saya di hadapkan pada kenyataan bahwa saya sulit menemukan buku karya Emha Ainun Nadjib, karena di kota saya kerja dan berdomisili sekarang ini tidak ada toko buku yang tergolong besar, kalaupun ada, saat saya mencari buku tulisan Emha (apa pun judulnya), hampir selalu tidak ada.


Jejak Tinju Pak Kiai

Buku ini saya peroleh di Gramedia Purwokerto, satu-satunya buku karya Emha yang ada saat itu. Sebenarnya proses untuk membeli buku ini cukup "berat", kenapa saya bilang demikian?, karena saat pertama saya kesana, saya melihat di daftar buku yang tersedia tinggal buku ini, saat saya hendak membelinya, penjaga disana tidak menemukan buku ini. Akhirnya pada kedatangan saya yang pertama gagal untuk membeli buku ini.

Saya pun tak patah arang, pada kesempatan yang lain saya kembali kesana, tujuannya tidak berbeda, mencari buku karya Emha Ainun Nadjib. Dan kali ini saya lebih beruntung, karena saat saya mencari pada daftar buku yang tersedia, buku ini masih ada, dan saat saya menanyakan pada penjaga, buku ini langsung di ketemukan.

Sebenarnya saat ini sudah banyak toko buku online, dan disana juga masih ada beberapa stok buku karya Emha, namun saya belum pernah mencoba membeli lewat toko online, banyak pertimbangan bagi saya. Saya berharap suatu saat bisa menambah koleksi saya akan buku-buku karya Emha Ainun Nadjib, entah kapan, meski saat ini saya cukup merasa senang meskipun baru satu buku sudah saya miliki.

Berikut ini salah satu tulisan dari Emha Ainun Nadjib:

Jejak Tinju Pak Kiai 

ANDAIPUN di seluruh Indonesia tak ada lagi koruptor di segala level dan lini, tak ada kejahatan, keserakahan, maksiat atau segala macam nilai kacau lainnya, tidak serta-merta bangsa kita akan menjadi selamat atau apalagi pasti mengalami kemajuan. 
Baik buruk, jahat tak jahat, bukan satu-satunya faktor penentu nasib manusia. Dimensi dasar nilai hidup manusia adalah baik dan buruk, benar dan salah, indah dan tidak indah, sebenarnya belum cukup. Masih ada dimensi mendasar lainnya, belum lagi variabel-variabel dan detailnya. Ada ratusan terminologi. 
Ada orang mengucapkan sesuatu dan melakukannya. Ada orang mengucapkan, tapi tak melakukan. Ada yang melakukan, tapi tak mengucapkan. Ada yang tak mengucapkan dan tak melakukan, dengan berbagai variabelnya. 
Ada orang yang tahu sedikit tentang sedikit hal. Ada orang tahu banyak tentang sedikit hal. Ada orang tahu sedikit tentang banyak hal. Ada yang tahu banyak tentang banyak hal - dengan berbagai variabelnya. 
Ada orang mengkritik dan memberi jalan keluar. Ada orang mengkritik, tapi tak bisa memberi jalan keluar. Ada orang memberi jalan keluar tanpa mengkritik. Ada orang tidak mengkritik dan tidak memberi jalan keluar, dengan berbagai variabelnya. 
Ada orang berjuang, berteriak-teriak, dan melaksanakan perjuangannya. Ada orang berjuang, tidak berteriak tapi mewujudkan perjuangannya. Ada orang berjuang dan tidak sibuk mengumumkan di koran bahwa ia berjuang, karena teriakan mengganggu strategi perjuangannya. Ada orang berteriakteriak tapi tidak berjuang. Ada orang yang tidak berteriak-teriak dan tidak berjuang, dengan segala variabelnya. 
Ada orang yang mengerti dan mengerti bahwa dia mengerti. Ada orang mengerti tapi tidak mengerti bahwa dia mengerti. Ada orang yang tidak mengerti tapi mengerti bahwa dia tidak mengerti. Ada orang yang tidak mengerti dan tidak mengerti bahwa dia tidak mengerti, dengan segala variabelnya. 
Ada orang berdagang dan memusatkan diri pada pelayanan terhadap pelanggannya. Ada orang berdagang sibuk pada apa mau dia terhadap pelanggan sehingga lupa apa maunya pelanggan. Ada pedagang yang tidak peduli-peduli amat pada kemauan pelanggan dan tidak konsentrasi pada apa mau dia sendiri dalam berdagang, dengan segala variabelnya. 
Ada orang perang dengan berbekal semangat dan keyakinan untuk menang, dengan menghitung cuaca, medan, dan musuh. Ada orang perang sangat teliti menyelidiki kekuatan cuaca, medan, dan musuh sehingga tidak sempat menghitung kekuatan dan kelemahan sendiri. Ada orang perang sibuk membanggakan kehebatannya sehingga merasa tidak perlu memperhitungkan lawan. Ada orang perang yang atas musuh tak berhitung dan atas dirinya sendiri juga tak berhitung, dengan segala variabelnya. 
Ada orang yang sangat khusyuk dengan prinsip dan idealismenya dan sangat sungguh-sungguh memikirkan strategi terapan prinsipnya. Ada orang yang total pegang prinsip sampai tak punya energi dan waktu untuk memikirkan bagaimana menerapkannya. Ada orang yang habis usianya untuk tata kelola dan tata terapan sampai tidak ada prinsip yang tersisa di dalam dirinya. Ada orang yang tak peduli pada prinsip dan tak sungguh-sungguh melaksanakan apa pun, dengan segala variabelnya.

Salah satu kutipan dalam buku Jejak Tinju Pak Kiai
Saya berniat memberi, jangan dimintai. Kalau memberi karena diminta, apa hebatnya, tetapi kalau tidak diminta kita tetap memberi, itu baru nikmat.

Bagikan artikel ini

5 comments

  1. beli online aja di bukukita.com, kak. biasanya kalo stok kosong pasti ditawarkan akan mengganti dengan buku lain atau uangnya dikembalikan. cepet juga pengirimannya :)

    ReplyDelete
  2. Emh... ada penggemar setianya. Moga-moga beliau dapetin artikelnya mas di sini. Salam

    ReplyDelete
  3. @Ila Rizky Nadiana: saya belum pernah beli secara online, mungkin bisa di pertimbangkan :)

    ReplyDelete
  4. @JChristie: Penggemar?, saya kira tidak, saya hanya menyukai pemikiran dan karya beliau, dan saya kira beliau juga kurang sepakat jika ada orang menjadi penggemarnya :)
    Salam

    ReplyDelete
  5. Emha memang sosok yang bisa dijadikan panutan, karya-karya beliau enak di baca dan penuh makna :)

    ReplyDelete