Doa Mohon Kutukan Emha Ainun Nadjib - Sukadi.net

February 25, 2015

Doa Mohon Kutukan Emha Ainun Nadjib

Sebelumnya saya pernah menulis disini mengenai Emha Ainun Nadjib dan buku Jejak Tinju Pak Kiai, sempat saya singgung sedikit disana mengenai buku yang ditulis beliau, yang kebetulan tidak saya ketemukan. Ya, saya pernah mempunyai sebuah buku karya Cak Nun, judulnya Doa Mohon Kutukan. Namun sayangnya buku itu saat ini entah kemana. Ada dua kemungkingkinan, hilang, atau saya yang lupa menaruhnya. Tapi, kemungkinan pertama prosentasenya lebih besar, saya merasa buku itu telah hilang.

Secara nominal harga, barangkali buku tersebut tidaklah seberapa mahal, saya dulu mendapatkannya dipasar loak disekitar Keraton Surakartan sekitar tahun 2002. Tapi, secara nilai saya merasa buku tersebut sangatlah berharga. Dari buku itulah saya mendapatkan banyak ilmu soal kehidupan, sudut pandang saya sedikit berubah dalam menyikapi beberapa hal.

Ya, Doa Mohon Kutukan adalah buku terbitan tahun 1994 (kalau tidak salah ingat), sebuah buku kumpulan puisi, isinya banyak kritik tentang kepemimpinan orde baru. Ada juga soal pengorbanan demi kebaikan orang banyak, serta perihal hakekat penciptaan alam serta peruntukannya bagi manusia, mohon koreksi kalau saya keliru.

Ketidak sengajaan telah mempertemukan saya dengan buku ini, tulisan seorang tokoh yang hingga kini menjadi "panutan" yang saya kagumi, Emha Ainun Nadjib. Wajar bila akhirnya saya merasa begitu kehilangan, soalnya untuk mencari buku ini di toko buku rasa-rasanya sudah tidak ada lagi.

Memang untuk menemukan isi dari buku ini sangat mudah di internet, saya coba mencari lewat bantuan google dan menemukan beberapa tulisan dan juga isi dari buku ini. Salah satu puisi yang termuat dalam buku ini dan juga digunakan sebagai judul buku adalah Doa Mohon Kutukan. Berikut ini puisi tersebut:
________________________

DOA MOHON KUTUKAN

dengan sangat kumohon kutukanMu, ya Tuhan
jika itu merupakan salah satu syarat agar pemimpin-pemimpinku
mulai berpikir untuk mencari kemuliaan hidup,
mencari derajat tinggi dihadapanMu
sambil merasa cukup atas kekuasaan dan kekayaan yang telah ditumpuknya

dengan sangat kumohon kutukanMu, ya Tuhan
untuk membersihkan kecurangan dari kiri kananku,
untuk menghalau dengki dari bumi
untuk menyuling hati manusia dari cemburu yang bodoh dan rasa iri

dengan sangat kumohon kutukanMu, ya Tuhan
demi membayar rasa malu atas kegagalan menghentikan
tumbangnya pohon-pohon nilaiMu di perkebunan dunia
serta atas ketidaksanggupan dan kepengecutan dalam upaya
menanam pohon-pohonMu yang baru

ambillah hidupku sekarang juga,
jika itu memang diperlukan untuk mengongkosi tumbuhnya ketulusan hati,
kejernihan jiwa dan keadilan pikiran hamba-hambaMu di dunia

hardiklah aku di muka bumi, perhinakan aku di atas tanah panas ini,
jadikan duka deritaku ini makanan
bagi kegembiraan seluruh sahabat-sahabatku dalam kehidupan,
asalkan sesudah kenyang, mereka menjadi lebih dekat denganMu

jika untuk mensirnakan segumpal rasa dengki di hati satu orang hambaMu
diperlukan tumbal sebatang jari-jari tanganku, maka potonglah
potonglah sepuluh batangku, kemudian tumbuhkan sepuluh berikutnya
seratus berikutnya dan seribu berikutnya,
sehingga lubuk jiwa beribu-ribu hambaMu
menjadi terang benderang karena keikhasan

jika untuk menyembuhkan pikiran hambaMu dari kesombongan
dibutuhkan kekalahan pada hambaMu yang lain,
maka kalahkanlah aku, asalkan sesudah kemenangan itu
ia menundukkan wajahnya dihadapanMu

jika untuk mengusir muatan kedunguan dibalik kepandaian hambaMu
diperlukan kehancuran pada hambaMu yang lain,
maka hancurkan dan permalukan aku,
asalkan kemudian Engkau tanamkan kesadaran fakir dihatinya

jika syarat untuk mendapatkan kebahagiaan
bagi manusia adalah kesengsaraan manusia lainnya,
maka sengsarakanlah aku
jika jalan mizanMu di langit dan bumi memerlukan kekalahan dan kerendahanku,
maka unggulkan mereka, tinggikan derajat mereka di atasku
jika syarat untuk memperoleh pencahayaan dariMu
adalah penyadaran akan kegelapan, maka gelapkan aku,
demi pesta cahaya di ubun-ubun para hambaMu

demi Engkau wahai Tuhan yang aku ada kecuali karena kemauanMu,
aku berikrar dengan sungguh-sungguh
bahwa bukan kejayaan dan kemenangan yang aku dambakan,
bukan keunggulan dan kehebatan yang kulaparkan,
serta bukan kebahagiaan dan kekayaan yang kuhauskan

demi Engkau wahai Tuhan tambatan hatiku,
aku tidak menempuh dunia, aku tidak memburu akhirat,
hidupku hanyalah memandangMu
sampai kembali hakikat tiadaku

EMHA AINUN NADJIB
DARI KUMPULAN PUISI “DOA MOHON KUTUKAN” – 1994
________________________

Dengan pengalaman ini bisa diambil sebuah hikmah dimana buku adalah sesuatu yang sangat berharga, tak ternilai disaat kita merasa mendapatkan sesuatu yang berharga didalamnya. Semoga saja hal ini tidak terjadi pada buku-buku saya lainnya, dimana terkadang saya lupa simpan atau ada yang meminjam tanpa permisi.

Bagikan artikel ini

5 comments

  1. subhanalloh, terima kasih info nya bos

    ReplyDelete
  2. luar biasa nih do'a nya dari m h ainun najib, tapi sekarang kayaknya udah jarang muncul di tv ya pak ini orang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. spertinya yang berbobot makin tidak laku ditelevisi :)

      Delete