Berhadapan dengan Konflik, Bagaimana Seharusnya Media Bertindak? - Sukadi.net

July 20, 2018

Berhadapan dengan Konflik, Bagaimana Seharusnya Media Bertindak?

Dewasa ini, banyak sekali konflik yang terjadi. Entah itu menyinggung suku, ras, agama dan golongan atau tidak. Berbagai macam media memberitakannya berbagai hal seperti pada berita Lampung hari ini. Tapi, sebenarnya apa tindakan yang harus dilakukan media ketika berhadapan dengan konflik?
Ilustrasi. Photoright: Gerd Altmann / www.pixabay.com 
Posisi Media dalam Memberitakan Konflik

Realitas media memberitakan sebuah konflik bukanlah sebuah persoalan sederhana. Efek pemberitahuan yang diberikan media bisa menjadi dua sisi yang berbeda, yakni mempertajam dan sebaliknya. Setidaknya, ada tiga posisi media ketika memberitakan sebuah konflik.

Pertama, media sebagai issue intensifier. Ini artinya media berposisi sebagai pemuncul konflik lalu mempertajamnya hingga menjadi viral. Di posisi ini, media bisa menutupi seluruh realitas menjadi isu yang mampu membuat seluruh dimensi konflik jadi transparan.

Kedua, media mampu bertindak sebagai conflict diminisher. Artinya, media menjadi penenggelam sebuah konflik. Secara sengaja, media tidak memberitakan konflik tersebut terutama bila menyangkut kepentingan media yang bersangkutan atau kepentingan ideologis dan pragmatis.

Terakhir, conflict resolution. Pada posisi ini, media bertindak sebagai pengarah konflik dan menjadi mediator dengan menampilkan isu dari berbagai pandangan. Posisi ini juga menjadikan media sebagai pengarah penyelesaian konflik. Lewat pemberitaan, pihak yang berkonflik diharapkan bisa memahami pihak lain lalu berdamai.

Tugas Utama Media

Dalam konsep jurnalistik, tugas utama media sebenarnya adalah sebagai penengah antara pihak-pihak yang terkait. Berita-berita yang diberikan umumnya tidak menyudutkan satu pihak lain seperti yang dapat Anda baca di berita Lampung hari ini. 

Beberapa pandangan juga mengatakan bahwa tugas jurnalis dan media yang utama adalah menjalankan profesi dan fungsi sebagai sumber informasi yang berimbang. Tidak boleh memihak satu pihak dan menafikkan pihak lainnya. Singkatnya, media seharusnya memberitakan sebuah konflik secara profesional dan tak memihak. 

Pertanyaannya sekarang, ketika sebuah konflik berkecambuk, kemanakah media dan jurnalis harus berpihak? Haruskah tetap menjaga keseimbangan berita sementara mereka punya kewajiban moral untuk meredupkan konflik? Pemilik media berhak menentukan kebijakan akan berita yang disuarakan.

Media masa memiliki keterbatasan dalam menyajikan seluruh realitas dalam konflik. Itupun masih bisa dipengaruhi dengan berbagai kepentingan. Anda tetap harus jeli memilih berita yang Anda baca. Pilihlah berita yang berimbang dan tidak memihak. Anda bisa menemukannya di mana saja baik media cetak atau tidak seperti di Lampung.co yang juga menyajikan berita wisata Lampung yang lengkap.

Bagikan artikel ini

2 comments