Kekuatan Lirik Sebuah Lagu
Saya adalah orang yang suka mendengarkan musik, dari bermacam jenis musik saya dengarkan, baik itu dangdut, pop, rock, ska, campursari, jazz, langgam, dan lain sebagainya. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh, selain sebagai hiburan, mendengarkan lagu juga bisa memberi efek positif lainnya. Bicara lagu tentu tak lepas dari yang namanya lirik, rangkaian kata yang berisi cerita atau pesan. Lagu merupakan penyampaian lirik yang diiringi dengan musik. Demikian penafsiran saya.
Perasaan dengan mudahnya dituangkan dalam lirik, dinyanyikan dengan jenis musik yang berbeda. Saat sedang jatuh cinta, sedang kangen, sedang patah hati, atau suasana hati lainnya. Kritik sosial tak lepas dari rangkaian lirik, banyak lagu yang menyuarakan protes dan perlawanan terhadap kondisi sosial politik di sebuah negeri.
Perasaan dengan mudahnya dituangkan dalam lirik, dinyanyikan dengan jenis musik yang berbeda. Saat sedang jatuh cinta, sedang kangen, sedang patah hati, atau suasana hati lainnya. Kritik sosial tak lepas dari rangkaian lirik, banyak lagu yang menyuarakan protes dan perlawanan terhadap kondisi sosial politik di sebuah negeri.
Saya pernah menuliskan di sini mengenai beberapa lagu, diantaranya lagu Ga Jaman Punya Pacar Satu yang dinyanyikan oleh Lolita. Menurut saya lirik dalam lagu ini sangat provokatif, dari judul lagunya saja sudah begitu "menghasut". Tidak percaya?, coba cerna baik-baik lirik lagu tersebut:
Kamu jangan cemburu jika aku dengannya
Sedang bercumbu-cumbu di depanmu waktu itu
Karena ku sudah bilang cinta tak cukup satu
Bukan hanya dirimu yang ada dalam hatiku
Ga jaman punya pacar satu aja
Ga jaman pacaran harus setia
Ga jaman cewek itu harus 'ngalah
Ga jaman cewek selalu di bawah
Kalau kau tidak mau, jangan jadi pacarku
Pergi jauh dariku dan aku cari yang baru
Aku wanita masih ingin ku punya cinta sana-sini
Tidak dijajah laki-laki
Tak akan pernah sakit hati
Dengan isi lirik yang demikian kiranya "kurang pantas" bila dikaitkan dengan adat ketimuran. Menurut saya isinya cenderung negatif.
Saat ini banyak sekali lagu dengan lirik serupa, cenderung negatif, dan hanya mengejar materi belaka. Semakin laku sebuah lagu maka akan semakin kaya yang menciptkan dan menyanyikan lagu tersebut, demikian pandangan sempit saya. Padahal, (menurut saya) belum tentu lirik lagu yang dibuat layak konsumsi.
-------- & --------
Beberapa waktu yang lalu (9/9/2015), saya menyakikan tayangan Mata Najwa di Metro TV, kebetulan saat itu temanya Panggung God Bless dengan bintang tamu grup band rock legendaris Indonesia, God Bless.
Dari sekian banyak tanggapan dan testimoni, ada salah satu yang membuat saya terpukau, yaitu cerita dari .Sriat Ginting, ketua God Bless Community, komunitas penggemar God Bless Indonesia. dia bercerita bagaimana sebuah lagu bisa menyelamatkan hidupnya.
Ceritanya dulu tahun 1998, ketika kerusuhan terjadi di Indonesia. dia mencoba untuk bunuh diri, karena dia merasa sudah tak punya harapan lagi untuk hidup. Hal ini dipicu dari realita bahwa dia masih ada darah Tionghoa, karena pada saat kerushan pecah, warga Tionghoa merupakan salah satu yang menjadi korban paling nyata.
Beberapa lagu didengarkan, dia sudah bersiap-siap untuk melompat dari gedung sisa kebakaran, sebelum akhirnya diurungkan niatnya saat dia mendengar lagu Anak Adam dari God Bless, lirik dalam lagu tersebut menggugah hatinya untuk bangkit dan mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.
Anda bisa melihat cuplikan kesaksian Asriat Ginting di Mata Najwa dalam video berikut:
------- & -------
Tidak semua orang berpendapat sama dengan apa yang saya utarakan, namun disadari atau tidak, akan tertanam dalam benak terkait kandungan pesan dalam sebuah lagu. Misalnya saja lagu Si Kancil, sampai sekarang orang akan berpendapat kalau kancil itu hewan nakal yang suka mencuri, padahal tidak selalu demikian, bukan?. Orang yang dahulunya tidak tahu makna acungan 'jari tengah', kini semakin banyak yang mengerti. Ingat lirik lagu yang "mengajarkan" tentang hal itu, bukan?. Ya, dalam lagu Surti Tejo yang dipopulerkan oleh Jamrud ada lirik yang berbunyi demikian: ".. diacungkan jari tengah kearah Surti, penuh dendam dia bilang f**k you."
Masih banyak contoh lain lirik sebuah lagu yang memberi dampak bagi mereka yang menyanyikannya, baik dampak positif maupun negatif. Sebuah lirik lagu menyimpan kekuatan yang begitu luar biasa, tak jarang seorang penyanyi atau pencipta lagu merasa menyesal telah menciptakan sebuah lagu. Seperti yang saya baca, Iwan Fals merasa menyesal telah menciptakan lagu (maaf) Lonteku.
Lagu yang seharusnya tidak perlu tercipta dan tidak perlu direkam untuk kemudian dijual. Mungkin itu yang ada di benak Iwan Fals. Baca saja judulnya. Kisah percintaan antara seorang pemuda dengan pelacur. Pernah saya baca kisah setelah lagu ini beredar, dikabarkan Iwan Fals sempat bertemu ibu-ibu dan dia ditegur karena membuat lagu ini yang kemudian dinyanyikan oleh anak si Ibu yang masih kecil tanpa mengerti apa arti sebenarnya.
Dalam sebuah kesempatan wawancara, lagu ini diakui Iwan Fals sebagai karya yang tidak perlu di buat. Dia mengaku menyesal membuat lagu ini karena memiliki makna yang tidak baik. Istri Iwan Fals pun juga tidak menyukai lagu ini. [Sumber]
Disadari atau tidak, ada kandungan spiritual saat sesuatu yang dibuat itu memberi dampak bagi pembaca lirik atau yang menyanyikan lagu tersebut. Kalu dirunut lebih jauh, tanpa bermaksud mengguri, bisa jadi pahala dan dosa turut menyertai pembuat lirik lagu tersebut.
Betapa besar jasa dan pahala para pencipta lagu yang lagu-lagunya memberi dampak positif bagi yang mendengar lagu atau yang menyanyikannya. Pencipta lagu anak-anak jaman dahulu bisa dijadikan contoh, hingga sekarang lagu 1+1, belajar huruf ABC, 25 Nabi, dan masih banyak lainnya masih dinyanyikan dan membuat jutaan orang menjadi bertambah ilmu. Pencipta lagu yang baik dan bermanfaat sepertinya akan mengalir terus pahalanya. Pun demikian sebaliknya.
Ah. Saya tak ingin dianggap menggurui, semua kembali pada penafsiran masing-masing. Salah-salah saya nanti membuat kesalahan dalam menafsirkan lirik lagu. Tulisan ini murni pendapat saya, dari sudut pandang saya, berdasarkan penafsiran dari sudut pandang yang sempit. Saya suka mendengarkan lagu, suka dengan lirik-lirik yang indah, tapi kurang setuju kalau lirik lagu dibuat hanya untuk mengejar kepentingan materi belaka. Ada pertanggungjawaban moral terhadap sebuah lagu beserta dengan lirik-liriknya. Bagaimana pendapat Anda?.
Betapa besar jasa dan pahala para pencipta lagu yang lagu-lagunya memberi dampak positif bagi yang mendengar lagu atau yang menyanyikannya. Pencipta lagu anak-anak jaman dahulu bisa dijadikan contoh, hingga sekarang lagu 1+1, belajar huruf ABC, 25 Nabi, dan masih banyak lainnya masih dinyanyikan dan membuat jutaan orang menjadi bertambah ilmu. Pencipta lagu yang baik dan bermanfaat sepertinya akan mengalir terus pahalanya. Pun demikian sebaliknya.
Ah. Saya tak ingin dianggap menggurui, semua kembali pada penafsiran masing-masing. Salah-salah saya nanti membuat kesalahan dalam menafsirkan lirik lagu. Tulisan ini murni pendapat saya, dari sudut pandang saya, berdasarkan penafsiran dari sudut pandang yang sempit. Saya suka mendengarkan lagu, suka dengan lirik-lirik yang indah, tapi kurang setuju kalau lirik lagu dibuat hanya untuk mengejar kepentingan materi belaka. Ada pertanggungjawaban moral terhadap sebuah lagu beserta dengan lirik-liriknya. Bagaimana pendapat Anda?.
12 comments for "Kekuatan Lirik Sebuah Lagu"
http://garudaorganizer.com/ticket-box
monggo mampir pak di blog saya http://teguhdumadi.web.id
semoga terhibur
mari semangat berkarya
mari bersemangat ngeblog
terimakasih
Promo WAH menanti anda di www.jvb88.com
Jangan Ragu Buruan Daftar dan Bergabung!!
PIN BB : 2B6D7E33
Apapun itu, selma berdampak positif tak menjadi masalah...
Salam Metal :))